Minggu, 29 Desember 2013

Aku Terus Melaju

Hari ini adalah terakhir aku melaksanakan amanahku di organisasi kampus. Meski tak sempurna kulaksanakan, meski masih banyak kuliat adik-adikku yg memendam rasa kecewa padaku krn aku jarang membersamai mereka. Tapi aku sudah lega.
Kenapa? Setidaknya mereka berbeda denganku. Agenda hari ini sama persis dengan agenda yg pernah kulakukan waktu di kepengurusan organisasi awal. Dan aku selalu sedih bila mengingatnya.
Menghadiri acara tersebut sebagai SC, lalu mengamati adik-adik tingkatku yg menjadi panitia, selalu seperti meliat flashback perjuangan awalku dulu. Tapi kepanitiaan ini, jauh lebih, lebih, lebih hebat daripada aku yg dulu. Mrk memiliki kepengurusan yg solid dari awal hingga akhir. Meski masalah klasik selalu sama, entah dana yg selalu kurang, entah jam acara yg selalu molor, entah kendala tempat acara, dan bahkan sasaran peserta yg selalu jauh dari yg diharapkan. Satu plus bagi mrk. Mrk masih menjadi panitia solid, mrk mampu membuat acara lebih menarik.
Aku tak perlu menceritakan perjuanganku dulu. Biar itu jadi kenangan semata. Biar itu meski saat kumengingatnya selalu membuatku sakit hati dan betul-betul tak mau mengingatnya, setidaknya sebuah luka yg pernah kudapat saat itu membuatku lebih tegar. Bukankah sebuah perjuangan itu artinya berkorban?
Melihat temanku yg sekarang sudah menjadi org hebat, aku sedikit terharu. Aku pernah memberinya hadiah krn suatu kewajiban, di dlm hadiah tsb kuselipkan beberapa kata, dan aku pernah terkejut saat kata-kata itu pernah dipakainya dalam memberi motivasi. Meski kami, jarang berbicara demi suatu alasan pula, tapi setidaknya dia adalah salah satu teman yg sering membantu perjuanganku awal. Oleh karena itu, amanah terakir kuikhlaskan untuk memberi waktu kurang lebih 2 bulan untuk membantunya dlm acara besar.
Tahun baru. 2014.
Perjuangan baru.
Dimana semua organisasi-organisasi akan memiliki banyak pemimpin baru. Dan pemimpin tersebut berasal dari angkatanku.
Sudah 2 org yg terpilih menjadi org besar di kampusku. Yg satu menjadi ketua BEM dan yg satu menjadi ketua organisasi dakwah islam kampusku. Keduanya adalah teman seperjuanganku awal di BEM dan dgn mereka pula aku pernah berjuang bersama.
Jika ditanya apakah aku tak ingin spt mrk?? Jawabannya tentu saja mau.
Tapi aku merasa tak mampu.
Meski teman-temanku selalu mengatakan “km mampu! Tp km selalu tdk Pede!”
Aku tahu. Aku sangat tahu.
Aku tahu kelemahanku. Tapi aku pula yg belum mau mengatasi kelemahanku. Bukan tak mau, tp memang masih sulit.
Popularitas? Aku sama sekali tak prn menginginkannya. Sudah 2 periode aku menjadi coass prktikum, selama itu pula beberapa adik tingkat sudah cukup mengenalku. Ikut kepanitiaan besar, menjabat posisi yg cukup berat, cukup pula menjadikanku sedikit populer. Tp aku sama sekali tak menginginkannya.
Aku hanya ingin membuat semua keinginanku terwujud. Jika dipikir, apa sih potensiku? Aku sadar, aku suka menulis. Dan harusnya sejak awal aku mengikuti organisasi jurnalistik. Selalu memanfaatkan waktu senggangku untuk terus menulis, menulis dan menulis. Aku bercita-cita menjadi dosen,. Maka harusnya sejak awal aku rajin kuliah, rajin mengerjakan tugas, menjadi coass yg teladan, dekat dgn dosen.
Tahun  besok, aku ingin membangun impian itu kembali. Meski aku tak pernah tahu, rintangan apa lagi yg besok kuhadapi. Tapi setidaknya aku harus memaksakan diri mencoba dan mencoba. Meski sering melenceng dan aku harus menampar diri sendiri untuk terus sadar. Aku juga harus berubah.
Aku tak harus menjadi org besar seperti teman-temanku. Bagiku, membuat semua keinginanku terwujud itu sudah cukup bagiku.
Aku tak tahu aku akan menyerak atau tidak, satu yang pasti.

Aku akan terus melaju dan melaju. Meski berbelok berlok jalannya, aku terus maju....

Kamis, 27 Juni 2013

Menjadi Dewasa

Dulu waktu SMP dan SMA sudah bukan hal yg aneh lagi saat orang-orang mengatakan sy polos dan masih kaya anak kecil. Sy pun kadang juga heran, apakah sy sepolos itu? Okelah. Jawabannya bukan karena sy polos, tapi memang karena ini badan kecil dan kurus kering. Apa mau dikata? #yooohhh, terima-terima kalau sy kurus. Ter.se.rah. Yg penting sehattt walau ga pernah minum susu yg penting sehatt XD

Waktu kuliah, tentu saja sy masih tergolong imut-imut (item mutlak ---> gara" kerjaannya ke sawah), hehe
Iya, sama masih tergolong mahasiswa yg kecil. Tp tentu saja itu bukan hal yg heran. Karena ternyata teman sy ada juga yg kurus seperti sy, ada pula yg lebih pendek dari sy, ada pula yg sikapnya jauh kaya anak kecil drpd sy, so??? ga ada lagi sebutan polos atau kaya anak kecil lagi di dunia kampus bagi sy. Yess! XD
(Tp kenyataan ibu, kakak, adek, om, bulik, mbah tetep ketemu sy komentnya "oalah nduk..nduk.. ky masih anak SMP sj km. Gubbrak!! -____-)

Lupakan masalah polos atau anak kecil!!

Dewasa. Apalah itu yg dewasa?

Dulu saat sy masih polos, taunya ya masalah cinta monyet cinta monyet, update bgt sama lagu2 band teratas, asli sy ga mau sama sekali menjadi dewasa. melihat orang dewasa, menikah, punya anak, ahhh repottt sekali. Sangat repott.. Ingin sy hanya jadi anak kecil. Bebas. Tanpa beban, tanpa mikir dosa.

Tapi hidup adalah siklus. Mau tak mau menjadi dewasa, kita pun akan tetap mengalaminya. menjadi dewasa. Pun sama halnya dengan menjadi tua. Semua orang tak pernah mau menjadi tua, tapi yg namanya waktu akan membuktikan, kita pun akan keriput dan kembali menjadi lemah.

Kadang sy melirik ah mengapa umur sy sudah secepat ini. Saat sy pusing mengerjakan tugas kuliah terkadang ibu mengajak ngobrol di sela-sela waktu. Tentang kehidupan. Tentang menikah. Tentang ibu yg selalu mengkritik sy yg selalu malas dan mengulur-ulur waktu. Yg masih masih males kalau suruh masak. Yg selalu ngeluh saat suruh ngepel seisi rumah. Oh, ibu. Terkadang sy ingin berontak. Apa sy harus secepat itu menjadi dewasa??? bahkan saat kutanya hampir semua teman-teman sy mereka enak sekali di kos, bisa enak mengerjakan tugas tanpa beban kerjaan rumah. Saat mereka pulkam mereka pun dibebaskan dari kerjaan rumah. Bahkan teman tetangga sy yg juga anak rumahan, cewek! Oh My Allah... hidup mereka enak sekali. main keluar rumah kemanapun mereka suka.

PLAK!!

Sadar!! Sadar!!

Dewasa itu pilihan. Tidak dikatakan orang dewasa jk dy belum mengerti hakikat kehidupan.
Bahwa hidup adalah menerima, penerimaan yg indah. Bahwa hidup adalah memahami, pemahaman yg benar.

Sungguh mempersiapkan diri menjadi seorang ibu bukanlah hal mudah. Sudah bukan hal yg tabu lagi mereka muda-mudi yg menghabiskan masa mudanya dg pacaran  saat menikah? Ujung-ujungnya selalu bertengkar, mengungkit-ungkit masa lalu.
Sudah bukan hal yg tabu lagi mereka muda mudi yg sibuuukkk sekali belajar pelajaran, iya mereka sukses. Tapi saat mereka menikah, bahkan anak-anak mereka tidak terurus dg benar, karena mereka sibuk dg karir masing-masing.
Sudah bukan hal yg tabu saat mereka cewek-cewek malasss sekali mengerjakan pekerjaan rumah tangga, malas membantu ibu. Saat mereka menikah, bahkan membersihkan rumah saja tak becus, teriak-teriak pada suami saat kerepotan ngurus bayi.
Dan sudah bukan hal yg tabu lagi!! mereka cowok-cowok yg sibuk nongkrong ga jelas, malas belajar atau bekerja, sibuk nggombali cewek-cewek, sibuk tebar pesona, sibuk hanya main-main dan main. Saat mereka menikah, bekerjapun tak ada semangat-semangatnya. Gimana mau sukses? Bekerja saja mereka tak sanggup.

Oh, ibu. Sungguh aku tahu. Menjadi dewasa itu pilihan. Semua gemblengan ini, tak lain tak bukan karena kau ingin mendidikkku dengan cara lain. dengan cara benar. meski aku tak menyukainya.

Menjadi pembeda itu sulit, ibu. Saat remaja-remaja lain sibuk dibebaskan belajar tanpa disuruh membantu orangtua (yg penting mereka belajar), aku selalu diprotes ibu "kenapa tugass terus yg dikerjakan?! Nyapu dulu, ngepel dulu, nyuci piring dulu, dan blabla". Saat remaja lain sibuk main kemanapun mrk suka aku selalu dinasehati "pulangnya jg malam-malam. Kalau pergi itu ingat waktu. Masa' libur kok main terus?".

Ibu, itu semua gemblengan. Memang menjadi pembeda itu sulit. Tetapi pembeda selalu menang.

Senin, 17 Juni 2013

Kau Tahu Arti Kesedihan?

Kau tahu arti sebuah kesedihan?
Kau berdiri lama menatap ombak laut di karang, percuma. Air laut takan mampu menghanyutkan sedihmu. Mungkin hanya bisa menenangkan hatimu sejenak.
Kau tahu arti sebuah kesedihan?
Kau sibukkan diri kau dengan banyak pekerjaan, percuma. Pekerjaan itu hanya membuatmu sedikit lupa dan lelah, tapi kesedihanmu akan datang lagi bila bagian dari kesedihan itu muncul lagi.
Kau tahu arti sebuah kesedihan?
Kau tertawa dan tersenyum tipis di hadapan orang banyak, percuma. Saat kau kesepian, kesedihan itu bahkan tanpa permisi akan melumpuhkanmu lagi.
Kau tahu arti sebuah kesedihan?
Kau menghilang dan lari dari kesedihan itu percuma saja. Tidak akan ada peduli bahkan sekedar mencari kau mungkin itu hanya beberapa.
Kau tahu cara membunuh kesedihan??
Entahlah, kupikir kesedihan mendalam memang tiada obatnya selain kita sendiri mengobatinya,
Kau tak bisa mengusir kesedihan.
Kau hanya bisa bersahabat dengan kesedihan.
Sekarang kau tahu kesedihan itu apa?
Entahlah, semua itu terlalu menyakitkan dan menyesakkan untuk diceritakan.
Mungkin kalian sendiri yang bisa mendeskripsikan sendiri.

Minggu, 02 Juni 2013

Dialah yg Paling Menyakitkan

Dialah yg paling menyakitkan
Dari sekian masa lalu
Dialah yg paling menyesakkan
Ketika hati ini masih cenderung padanya
Dialah yg paling menyedihkan
Saat kusadar aku tak bisa merebut hatinya

Aku tahu
Semua perasaan ini sia-sia
dan selalu percuma
Sering kumengatakan
aku telah mengikhlaskannya
tapi di lubuk kecil
aku tak pernah bisa mengikhlaskannya

kapanpun
belum bisa mengikhlaskannya
sampai ada pengganti yg lebih baik darinya
sampai ada seseorang yg lebih menarik darinya
Sampai dia betul-betul bersanding pada yg lain

Seorang pujangga pernah mengatakan
Org yg memendam perasaan selalu bermain-main dg perasaan
selalu membenarkan khayalan-khayalan yg indah
hanya untuk menyenangkan hatinya
sampai pada akhirnya dia tdk bisa membedakan
mana yg palsu dan mana yg nyata

Ya Allah
aku serasa buta
seperti kehilangan arah
ketika aku seperti telah menenukan titik terang
sering pula titik gelap mengaburkan pandanganku
aku betul-betul buta
tidak bisa membedakan ini nyata atau maya

Aku sering mengacuhkannya
hanya dalam hal sikap
tapi aku tak pandai menyembunyikan sikap
karena hatiku tak sejalan dengan sikap
pura-pura mengacuhkannya
tapi di balik itu semua diam-diam masih memperhatikannya
pura-pura mendiamkannya
tapi di balik itu selalu ingin mengajaknya bicara dan bercanda

Ah, perasaan apa ini
hambar

Dialah yg paling menyakitkan
Karena rasa yg terpendam untuknya terlalu dalam dan lama
paling sulit dihapuska
paling menyesakkan ketika berusaha mengingatnya

Dialah yg paling menyakitkan
karena dia tak mampu mengungkapkan apa yg dirasanya
seolah dia punya rasa yg sama
tapi dia sendiri yg tak pernah mau pula menanamnya
dia membunuh perasaannya

Ketika aku berusaha terus memeliharanya dan menjaganya
tapi dia mati-matian membunuhnya
Dialah yg Paling menyakitkan

Jumat, 10 Mei 2013

Nikah Muda

Nikah Muda.

Iri rasanya melihat mereka yg menikah muda.apalgi teman-teman yg sekarang nikah muda, kebanyakan adalah org yg pernah pernah sy kenal, org yg pernah dekat dg sy, berbagi sedikit cerita kehidupan dgku.

Ada rasa haru yg melingkupi dada melihat mrk yg akhirnya memaknai cinta dg ikatan halal. Tidak bermain-main dg cinta palsu berbentuk pacaran dan lainnya. Haru dan bangga...

Hari paling membahagiakan adalah hari dimana kita telah menjalin janji dg seseorang yg kita cintai. Dimana saat itulah kita siap menjalani kehidupan tak sendiri. Tapi dg seseorg yg kita cintai. Yg akan senantiasa menemani kita kala bahagia dan sedih.

Ah, kalau ditanya "apakah km tak ingin nikah muda dg mrk is?". Aku hanya tersenyum getir. Dlm hati hanya bisa menjawab "pengen pun kalau tak siap dan tak mampu apa dayaku?"

Ayolah, mungkin aku hanya bisa menatap mrk haru dan iri krn telah berani dan siap lebih awal menjalani kehidupan berdua dg yg mrk cintai. Disaat yg lain hny sibuk nulis status galau di fb dan twitter, yg lain sibuk pas mlm minggu kesepian ga pny kekasih hati, yg lain tiap hari ditempeli pacar, ah mrk yg dah nikah muda, fine-fine aja mau pacaran kapan aja. mau pasang foto dan status mesra itu terserah mrk. Yg blm sah nikah hny gigit jari maybe.

Tetapi menikah bukan hal semudah itu...
Setelah kita menikah, kehidupan sebenarnya telah menanti kita.
Menikah bukan soal kita sering berdua dg dia setiap saat, tapi menikah adalah saat kita menjalani kehidupan sebenarnya dg suami/istri. Membina rumah tangga. Mempersiapkan generasi selanjutnya. Menjadi seorang ayah. Menjadi seorang ibu. Mudahkah???

Sendiri memang tak menyenangkan. Karena pada hakikatnya manusia telah dianugerahi rasa cinta. Wajar memiliki rasa ingin disayang dan diperhatikan.

Jika memang belum siap tak perlu dipaksakan. menunggu lebih baik. Sampai waktu menjelang tepat.
Sembari menunggu tentu saja semakin belajar banyak kehidupan. menjadi calon bapak yg baik, menjadi calon ibu yg baik.

Kamis, 04 April 2013

Timbunan Mimpi Semuku

Senja sore itu begitu indah. Yah, memang senja memang selalu indah dan selalu menyihir mata bagi yg memandangnya. Seperti halnya ketika aku sedang duduk berdua dengan seorang cowok yg agak tambun di dekat taman kota. Kami duduk di pinggir air mancur serta menikmati enaknya es serut terenak di kawasan kota itu. Hari itu memang panas, sehingga penjual es mungkin memang sedang laris manis. Sore itu habis ashar setelah aku lelah seharian ngampus dg kegiatan kuliah serta praktikum, aku memutuskan untuk jalan-jalan ke taman kota yg tak jauh dari kampus. Kebetulan sekali aku bertemu dg Reyhan, sahabatku cowok yg kuliah di univ lain tp letaknya tak jauh dari univku. Sore itu kita tdk sengaja bertemu dan memutuskan untuk duduk sebentar melepas penat. 

Senja saat itu sedang indah, tapi wajahku tak menyiratkan keindahannya. Lelah memang yg kurasa, tp tepatnya bukan kelelahan yg membuatku muram. Tapi ada mendung tebal yg menaungiku sejak 2 hari yg lalu. Sungguh sejak hari itu, aku sama sekali tidak bisa tersenyum tulus. 
"Ciiee, yg sekarang sibuk, sampe sms aja ga pernah" celetuk Rey memecah keheningan. Aku pun cuma manyun alakadarnya. "Pliss ya, yg sibuk sy apa anda?Sms terakhir sy ga dibales, ngapain juga sms luuuuu"
Rey pun tertawa ringan. Org-org memang suka tertawa liat ekspresi mukaku yg agak alay ini. Whatever...
Bagiku asal mereka senang, itu kuanggap sedekah bisa buat org tertawa meski kalau dipikir aku terkesan sok polos. Asli, gue ga polos, cuma pura-pura polos...

"Hey, lu dicari tu sama tukang mie ayam"
"he?? siape emang? gue pilih tukang bakso"
"yakin? tukang mie ayamnya gateng loo"
"halah, siapa memang?"
"gue! hahaha"
aku pun manyun untuk kedua kalinya. Plis, aku ga bisa tertawa. Itu lelucon yg tidak lucu.

"Emang gue penting bagi km mpe km nyariin aku? Kmrn aje pas lagi sm aku, yg dibicarain si diaaaa terus"

Rey pun tertawa (lagi). mukanya agak bersemu merah. Ah, org jatuh cinta...
Serasa ingin lari ke laut aku, hiks

"Lo knp sih sebenere?" Tny Rey yg akhirnya bisa membaca cuaca mendung wajahku.
"Ga apa rey. Gue patah hati. Sakit..."
"Haha, diplester sonoooooo. Hari gini masih musim galau non?"
Aku pun terdiam. Sama sekali tak marah mendengar ejekan Rey. Karena itu memang benar. Aku saja yg bodoh kenpa harus terlalu mikirin hal ini. Tapi aku merasa sakit...
"Aku memang sudah patah hati sejak lama. Tapi bodohnya aku yg sama sekali tak mau menyadarinya sejak dulu. Terus saja menimbun mimpi-mimpi palsu, yg akhirnya saat kini kusadar, aku merasa telah dipukul berkilo-kilo ton batu. Ngilu dan sakit..."

"Hmmm.... cerita aja jika mau cerita. Aku memang cowok, dan ga pintar dijadikan tempay curhat. Tp setidaknya aku mau mendengarkan kok..."
Sekali lagi aku terdiam. Memang Rey adalah sahabat terbaikku yg kumiliki sekarang. Aku memang dari dulu bisa mudah berinteraksi dg orang, tapi tak mudah akrab. Dan Rey berhasil membuatku akrab dgnnya.

"km mungkin memang tak pernah bisa merasakan rey, krn kamu cowok. Aku adalah cewek yg tidak mudah suka sama seseorang, tp sekali suka, aku sulit melepasnya. Kau tahu kan? Aku telah mengenalnya sejak lama. Sejak kita awal masuk SMA. Dan sejak itu pulalah kita akrab sebagai sahabat, hanya sahabat. Aku pun sangat tahu siapa wanita yg berhasil memikat hatinya dulu. Dan sungguh aku hanya bisa berusaha bahagia melihatnya bahagia dg wanita itu. Padahal aku sakit melihatnya. Aku tak mungkin mengatakannya kalau aku menyukainya, dan aku memiliki rasa padanya lebih dari seorg sahabat. Tapi aku cukup tahu diri, dia akan selamanya menganggapku sebagai sahabat. Oleh karena itu biarlah aku memendam sakit ini daripada kami pada akhirnya merusak persahabatan kami. 
Lulus SMA aku masih akrab dgnya, tapi tak seakrab ketika kami masih SMA. Jarak dan waktu memisahkan kita. lulus SMA aku baru tahu kalau dia sudah putus dg wanita idamannya itu. Kita masih akrab dan tentu saja wanita g paling dekat dgnnya adalah aku krn aku sahabatnya, sedang dia pacar sudah tak punya. 
Belakangan kita kian akrab, dan sepertinya dia tahu kalau aku menyukainya. Dia dari dulu hanya diam. Tetap masih akrab dgku tapi tak pernah merespon perasaanku. Entah memang dia yg berusaha acuh thd perasaanku, atau memang dia tdk tahu perasaanku? Ga mungkin, dia tahu kok perasaanku. Tapi dia diam dan tak memberi jawaban apapun. Sungguh aku merasa digantungkan....
Kemarin aku bertemu dg wanita itu. Dan alangkah sakitnya hatiku, ternyata selama ini mereka masih berhubungan, tp aku tak pernah tahu. Dan yg membuatku semakin tercabik, mereka berdua diam-diam masih saling menyukai. 
Bodohnya aku. Aku memang akrab dgnnya, tapi aku tak boleh berharap lebih pdnya. Aku dan dia kan selamanya hanya sahabat, just sahabat kan??? 
Aku bodoh selama ini masih berharap padanya. Aku juga benci dia karena dia tahu perasaanku tapi dia tak pernah melaranagku untuk mencintainya. Dia membiarkanku untuk terus memendam perasaanku padanya, padahal dia sendiri sulit bahakan tak penah membuka hatinya untukku. Aku sangaaaat membencinya...!!"

Tak terasa air mataku meleleh. Entahlah, senja saat itu terlalu indah untuk dihiasi air mata. Tapi sungguh, aku tak bisa menhan rasa sakit ini. Aku terlalu menimbun mimpi begitu tinggi hingga akhirnya aku jatuh sendiri...

Rey memberikan tisue dan aku hanya pasra menerimanya. Senja mulai menggelap. Setengah jam lagi adzan maghrib berkumandang. 

"Tiara, kau boleh tetap sahabatnya, tapi satu yg kupinta. Jangan sekali-kali mempertahankan perasaanmu lagi. Kau tahu? Kau sama saja membiarkan dirimu sakit sekian lama. Kau dhalim. Andai selama ini kau tak terlalu memendam perasaan itu, aku yakin kau pasti sudah memiliki seseorg yg jauh lebih pantas untukmu. Atau kalaupun belum punya, setidaknya kau bisa selalu ceria, menjalani kuliahmu dg enjoy. Berusaha pacaran dg tugas dan kuliahmu. Setidaknya itu jauh lebih bermanfaat untukmu daripada kau terus menimbun harapan semu. Sudahlah...."

Aku tergugu mendengar penuturan Rey. Apa yg Rey bicarakan benar. Pada hakikatnya semua ini salahku...
Senja sudah tidak terlihat. Sore itu aku berusaha menyeka air mataku, dan mempersembahkan senyum tulus pada Rey. 
Yah, hidup memang terus berlanjut. Sudahlah, Biarkan daun yg jatuh tak menyalahkan angin. Semua akan terus berlanjut.... Masih ada Allah. Masih ada Rey, dan org-org yg mempedulikanku. Aku tak sendiri...

Selasa, 26 Maret 2013

Why I Like Read Tere Liye's Words

Aku suka kata-kata dari penulis favoritku, bang Tere Liye.
Entahlah. Mungkin karena bahasa bang Tere unik dalam menjabarkan sesuatu dan apapun yg dijelaskannya itu sering sekali terjadi padaku. Entahlah, rasanya seolah kata-kata bang Tere selalu bisa mewakili apa yg sering aku rasakan atau aku lakukan.
Walau aku yakin, banyak pula yg tidak menyukai Tere Liye. Mungkin karena bahasanya yg terlalu tinggi sehingga ada pula orang yg tidak paham dengan bahasanya. Seperti temanku April yg lebih memilih bahasa Andrea Hirata daripada Tere Liye. Menurut saya bahasa keduanya memang cukup tinggi, tapi mungkin april lebih menyukai gaya kata-kata Andrea Hirata yg lebih ke saintis dibanding Tere Liye yg lebih ke penyair. Tak apa, keduanya baik semua.
Agak kecewa saat aku pernah cerita ke temen saya mb Arwa bahwa aku suka baca tulisan-tulisan bang Tere Liye yg mengandung penuh makna itu. Tapi mb Arwa saat itu hanya bilang "biasa aja". Ngeeeekkk. Moodku langsung turun deh. Tapi yaudahlah, mb Arwa memang buka orang yg suka tulisan atau bacaan, dia aja jarang baca novel, yaudah, dunia yg digeluti memang beda. :p

Oke, aku ingin tertarik sekali dengan kata-kata bang Tere seperti ini "Jika ingin melupakan sesuatu/seseorang cara terbaik adalah jangan dilupakan, Jika ingin diperhatikan cara terbaik adalah jangan memperhatikan". Sejenak mungkin membingungkan bukan? Tapi kenyataan itu memang benar!! Hey, aku berani mengatakan benar karena aku memang sudah pernah melakukannya. Dan itu memang benar.
Coba dipikir, saat kita mungkin galau memikirkan dia yg disana, galau karena tidak pernah digagas alias dicuekin atau di.php.in, ujung-ujungnya kita patah hati dan ingin melupakannya bukan? Tapi saat kita berusaha melupakan, kita bukannya lupa tapi malah ingeeeeetttt terus. Ya kan? Memang benar kok. Karena apa? Kita pada hakikatnya tidak bisa melupakan sesuatu, tapi hanya bisa menggantikan apa yg kita pikirkan dg hal lain. Mungkin saat kita buka album kenangan masa kecil kita jadi teringat memory dulu yg pernah kita lupakan bukan? tapi keinget lagi setelah buka album tersebut. Sama dengan si dia atau masa lalu kita. Dia tidk akan pernah kita lupakan kecuali kita menggantikan pikiran tentang semua itu dengan hal lain.
So, jika kita ingin melupakan, jangan malah dilupakan. Tapi berusahalah memikirkan hal lain, mencari kesibukan yg jauh lebih menarik dipikirkan, maka kenangan masa lalu atau si dia otomatis akan tergantikan dan lama-lama akan terlupakan.
kemudian, bila kita ingin diperhatikan, jangan memperhatikan. Kita sering bukan caper pada seseorang yg kita sukai agar dia memperhatikan kita. Boro-boro diperhatikan, bahkan si dia pun mungkin tidak kenal kita. hiks. sebenarnya orang caper itu bikin risih. Ya kalau dia suka kita terus kita caper mah dia pasti respek. Tapi kalau ga? Bukanya dikira kita posesive atau agresif malah? Sungguh kalau kita merasa menarik atau cantik, malah jangan caper, tapi bersikaplah biasa. Karena hal itu justru yg membuat kita unik dan menarik. Beda dengan orang cantik tapi bersikap paling cantik, dia biasa saja malah. Terus bagaimana si ida yg kita suka bisa memperhatikan kita? kenyataan adalah, jika kita sok perhatian sama dia, dia malah jual mahal atau cuek. Tapi kalau kita biasa saja, bisa saja dia diam-diam malah memperhatikan kita. Buktikan saja!

Kemudian kata-kata ini lagi yg unik dari bang Tere, yaitu "Kita rindu tapi juga takut dengan kemungkinan sebuah pertemuan bukan?".
Kalau hal ini tak semua orang mengalaminya, hanya orang-orang tertentu saja. Karena pada kenyataan saat bang Tere memposting tulisan ini, banyak pula yg membantah. Banyak yg mengatakan, yg namanya rindu mesti pengen ketemu dan saat ketemu bukannya takut, tapi malah seneng atau malah diharapkan bukan? Tapi tidak bagi orang-orang tertentu. Tidak bagi seorang akhwat/ikhwan yg senantiasa menjaga hatinya. Justru dengan adanya pertemuan, mereka malah takut. Tentu saja mereka sebenarnya juga rindu pada pujaan hatinya. Tapi perasaan mereka hanya mampu mereka pendam sampai waktu benar-benar mengijinkan perasaan itu diutarakan. Dengan adanya pertemuan, mereka takut perasaan yg mereka jaga menjadi terpecah dan tidak terkendali. Kita tahu, efek pertemuan selalu mengundang rindu bukan mengobati rindu. Oleh karena itu, bagi mereka yg terjaga hatinya, yg berusaha mengendalikan rindu, takut dengan adanya pertemuan karena mereka takut merasakan rindu lagi, rindu yg salah dan belum waktunya.

Oleh karena itu, kata-kata bang Tere unik. Tidak semua orang paham dengan kata-kata yg dibuat bang Tere, tapi saat kita mengalaminya, kita baru tahu, bahwa ucapan bang Tere terkadang benar walau sekilas dibaca kata-katanya nyeleneh. karena itulah sebenarnya manusia. Manusia itu banyak nylenehnya, dalam hati berkata A padahal hatinya B. Itu memang benar bukan?

Kamis, 14 Maret 2013

Hanya Hatimu Yang Bisa Menjawab


Diam. Itu yg bisa kulakukan. Hanya diam....
Bukan karena aku marah, bukan karena aku sedih. Tapi lebih tepatnya aku tak tahu aku harus bersikap apa. Hidup itu rumit, bahkan orang seperti apapun tak akan bisa mendefinisikan hidup itu apa. Hidup itu betul-betul rumit...

Suatu hari aku bertanya pada sahabatku yg sedang terlihat murung. Persis seperti orang patah hati. Aku menepuk bahunya pelan dan duduk disampingnya..
"kamu knp? persis seperti org patah hati?" kuberkata sambil tersenyum dg niat ingin menghiburnya. Tapi yg kudapati wajahnya semakin murung dan masam.
"Mungkin iya aku patah hati...." ucapnya lirih. Aku menghela nafas diam. Memang benar, patah hati selalu menyakitkan. Bahkan orang sepintar apapun, dia bisa bodoh dan frustasi gara-gara patah hati. Bahkan orang seriang apapun, dia bisa kehilangan semangat gara-gara patah hati. Bahkan orang yg sekarang sangat bahagia pun tiba-tiba bisa sedih gara-gara patah hati. Kenapa? Hati itu apa? Kenapa harus dipatah-patahin??

"wanita adalah penghuni terbesar di neraka. Karena wanita kurang akal dan kurang agama. Tapi mengapa? bukankah itu takdir? Allah menakdirkan wanita itu haid tiap bulan, sehingga pahala sholatnya berkurang, pahala puasa ramadahan tidak sempurna. Allah menganugerahkan wanita perasaan yg sangat dominan, sehingga dia mudah menangis, mudah tersinggung, mudah kecewa, mudah sedih, mudah berkeluhkesah. Tapi wanita tidak meminta bukan??? kenapa hidup itu tak bisa dimengerti....?" ujarnya lagi. Kali ini mendung sempurna tebal menutupi wajahnya yg cantik itu. Aku tersenyum pahit...

"Kalau kau bertanya seperti itu, itu sama saja seperti orang miskin yg bertanya "mengapa aku ditakdirkan miskin?", atau seorang bayi yg dibuang oleh ibunya "mengapa aku harus dibuang? apa aku tak diharapkan lahir dg hidup nyaman?", dan masih banyak lainnya.." aku menjawab perlahan.

Dia diam membisu. Mungkin masih mencerna kata-kata yg kuucapkan.

"Semua itu diciptakan karena sebuah kesempurnaan. Kau tahu? Allah telah mengatur hidup kita yg demikian rumit ini dg perhitungan yg akurat. 100 % tidak meleset. mengapa wanita harus diberi haid? Karena dlm ilmu sains, wanita yg tidak haid dy tdk normal, dy tdk sehat. Wanita adalah calon ibu yg melahirkan generasi-generasi di dunia ini. Dan prosesnya? Dia harus melewati fase haid. Haif juga membersihkan darah-darah kotor yg ada pada rahim. Apa lelaki punya rahim? kemudian mengapa wanita harus didominasi oleh akal? karena dialah yg mengurus suami dg sepenuh hati. Karena dalah yg membesarkan anak dg perasaan kasih sayang yg tiada terkira. Semua itu telah diatur.... Baik kau diciptakan lelaki, wanita itu sama saja. derajat tertinggi bagi allah adalah amal perbuatan"

Tak terasa wanita itu menangis. Kemudian dia berhambur di pelukku. Aku mendekapnya tenang. 

"Sahabat, orang yg paling pintar, dia memiliki berjuta pertanyaan yg tdk bisa dijawab oleh siapapun. Termasuk hidup. Bahkan aku tak bisa, Rasul pun tak bisa menjawab hidup itu adalah apa. Hidup terlalu rumit, dan banyak makna yg mungkin tercipta."

"Lalu mengapa kita seperti dikendalikan oleh sebuah hati? Ketika kita menyukai seseorang dan waktu belum tepat menjawab perasaan kita, kita selalu dikendalikan perasaan yg rumit. terkadang kita bisa tiba-tiba senang bila kita diperhatikan. Tapi kita juga tiba-tiba bisa sedih karena diacuhkan. mengapa? Ketika kita menyukai seseorang, kita selalu berharap dia jg punya perasaan sama. Tapi alangkah menyakitkannya ketika kita menyukai seseorang, dan dia juga menyukai kita, tapi dia membunuh rasa itu. Dia memutuskan melupakan, tidak menghiraukan. mengapa??"

Aku kembali tersenyum. betul, itu menyakitkan.....

"Hati dan perasaan hanya dirimulah dan Allah yg tahu. kau menyukainya, tapi hanya dirimu dan Allah yg tahu. Dia menyukaimu, tapi dia tak mau jujur. Itu hanya Allah dan dia yg tahu mengapa seperti itu. Lantas apakah kita menyerah saja dan memutuskan melupakannya juga? Jawabannnya ada pada dirimu. hanya kau yg tahu..."

Dia kembali  tergugu. Pilu memang kalau sudah menyangkut cinta. Cinta bisa membuat orang bahagia luar biasa. Tapi cinta pula yg membuat orang sedih tak terkira....

Hanya hati yg tahu semua perasaan kita. Perasaan kita tentang hakikat ikhlas dengan hidup apapun keadaan kita. Hati yg tahu apakah kita hanya bisa berharap menunggu sesuatu yg tdk pasti, terus berharap hingga mungkin terluka atau bahagia. Atau tetap bersabar dengan kehendak-Nya? hanya hatimu yg tahu......


(Repost jugaaaa :p)

Itulah Mengapa Aku Diam


 “ Mengapa km selalu muram saat bertemu denganku?” seorang cowok memakai kemeja garis-garis hitam berjamper dan bersepatu kets berdiri membelakangiku. Seorang cewek tertunduk…
“Karena aku takut bila bertemu dgnmu…..”
Si cowok td kemudian membalikkan badan, menatap tajam ke arah cewek tadi. Si cewek dgn sikap acuhnya beranjak ingin pergi.
“km BOHONG…..!!!! lalu apa maksudmu mengirim pesan-pesan seperti kau menyimpan sebuah rahasia, rahasia yg selalu ingin kau utarakan tapi kau selalu menepisnya tiap kutanya. Sebenarnya maumu apa??? Knp kau harus menangis? Kau punya mulut, kalau aku salah, katakanlah! Jgn selalu bungkam, dan tak peduli!”
Si cewek terhenti. Seketika kakinya kaku tak bisa bergerak,, seolah-olah dia terpaku di tempat itu. Kata-kata itu…. Kata-kata yg…..
“apa km pikir, dgn diam seribu bahasa, masalahmu selesai?! Apa km piker, dgn diam, apa yg org lain ingin bantu, bisa mengerti?! Apa km pikir, org yg selalu kau inginkan ada utkmu tahu kalau kau butuh dia???! apa km pikir….”
“KARENA ITU YG HARUS AKU LAKUKAN !!!!!” si cewek td berteriak memotong pembicaraan si cowok.
Kini dia benar-benar tersudut, dy tak tahu lg akan berkata apa. Semua yg dikatakan si cowok,, yg terasa sgt menghakiminya,,, semuanya benar!!! Dan dia sudah tak bisa menutupi semua, tak bisa!! Si cowok pun terdiam…
“apakah kau mengerti, seorng perempuan diberi anugerah hati yg lembut? Bila dia terkena maslh yg sulit, dia bgt mudah menangis. Apakah kau mengerti? Bagaimana sulitnya menghapus perasaan yg terlanjur mengakar di hati?? Bagaimn perasaanmu, saat kau sgt menyukai seseorng tsbt dn brhrp dia membalas rasa yg sama, seseorg tak mempedulikannya???!” si cewek tertunduk,, matanya mulai berair, sungguh dy malu utk menangis, tp dy tak bisa menahan butir bening itu.
“knp kau tak prn mngtkn itu sejak dulu…” si cowok berkata lirih.
“krn kau tak prn mengijinkan aku mgtkn itu! Kau bhkan terlalu tak peduli dg semua itu. Krn KAU TAK MRSAKAN APA YG AKU RSAKAN! Tak pernah……”
“krn aku tak prn ingin mnykitimu lbih dalam. Aku ingin membantumu membenciku, krn aku tak bisa memberi kepastian aku pny rasa yg sama. Walau mgkn aku jg pny rasa yg sama, tp aku tak ingin menyiksamu dgn cara memberi harapan yg lebih pdmu… aku tak ingin mendahului takdir yg digariskan-Nya…”
Kini si cewek itu tak kuasa lg menahan butir-butir bening itu…
sungguh,hatinya terasa sesak oleh jwbn itu. Sakit…. Tp dy bahagia…
“terimakasih. Terimakasih tlh memberiku penjelasan. Aku tahu, kau akn mengatakan itu, dan aku bangga. Bangga tlh menyayangimu. Meski menyayangimu ibarat mengharap datangnya pelangi di malam hari, sungguh tak mungkin….”

“suatu saat kau pasti kan mendaptkan seseorg yg lbh baik, yg lebih menyayangimu… tah itu aku, atau org lain… jgn pernah mendahului takdir-Nya.”
Si cewek tersenyum. Menyeka air matanya.
“kau tahu.. itulah yg menyebabkan aku sulit menghapus rasa ini. Karena aku takut, takut menyayangimu… aku takut,, aku mendukan Allah krn terlalu menyayangimu, takut mengganggumu mencintai Allah krn rasaku pdmu….”
Itulah mengapa aku diam, mencintaimu dlm diam…..


(Repost catatan di FB. Kangeeeen bgt sama catatan ini :')

Rabu, 13 Maret 2013

Cerita Dialog Mahasiswa Bidik Misi

Senin, tepatnya tanggal 11 Maret 2013 kemarin, UNS kampus saya berulang tahun. Sebenarnya saya tidak begitu peduli dengaan momen ulang tahun sih, tapi pemikiran orang-orang banyak tentang begitu spesialnya hari ulang tahun telah mengakar. Ya sudahlah, sya tidak mau bahas itu kok.
Sebenarnya saya ingin bercerita, tentang betapa uniknya para mahasiswa bidik misi.

Mungkin pemikiran banyak orang mahasiswa bidik misi pinter-pinter ya? Yaiya sih... Tapi ada juga yg pas-pasan kok (termasuk saya). Saya sebenarnya hingga sekarang sering takjub sih melihat mahasiswa lain yg pinter-pinter. Yang IPKnya cumlaude, bahkan IP selalu 4 terussss (kadang sy mikir, itu makan apa ya kok sampe segitunya *_*). Bagiku? Sungguh luar biasa sulit mendapatkan IPK cumlaude. Bagi teman-teman IPk saya lumayan, bisa 3, keatasa itu kan sudah lumayan. Tapi nanggung gitu rasanya punya IPK mendekati cumlaude. Rasanya gregeten sampe pengen guling-guling. Melihat mereka-mereka kadang pikiran saya "aku iki sopo to?". Maksudnya gini, dibanding mereka aku ini hanyalah siapa? Yah sebenarnya wajar sih jika melihat mereka IPK cumlaude krn mrk memang rajin. Tiap hari kerjaan ke perpus, Disiplin, tidak ngantuk di kelas, rajin tanya, dan lainnya (yg aku sebutin td bertolak belakang dgku -_-). Tapi kadang aku heran pula, atau kadang ingin marah saat tahu mahasiswa yg sering nyontek saat ujian, atau sering malsuin dapus atau copas saat buat laporan praktikum (padahal yg lainnya sampe lembur nyari-nyari dapus -_-) dan ajaibnya mereka dapat nilai yg bagus. Hiks!

Sungguh sebuah pengalaman saya yg membuat saya betul-betul kecewa dg dosen saya.
Kejadian pertama adalah dulu saat ujian makul pemultan smt 2, dosen saya tipe ngajarnya cuma duduk di meja sambil liat laptop dan baca slide. Sungguh saya tidak pernah melek saat diajar dosen itu alias always tiduuuuurr saat dijelaskan! ngeeeekkk -_-
Dan saya boleh disalahkan kalau tidak paham. Tapi dosennya itu pantas disalahkan juga karena ngajar cuma duduk dan baca slide sementara materinya luar biasa banyak dan sulit dipahami!!! Huft
Oke, kembali lagi. Waktu ujian saya dan 4 teman saya duduk di depan dosen persis. Saat itu karena materi ujiannya banyak dan cuma dikasih text book dan yg baru diterangin baru bab 1-2, padahal babnya sampe 6 pun ada, alhasil kita seisi kelas sama sekali kurang paham dengan soal ujian. Sebenarnya saya tahu soal itu jwbn ada di text book semua, tapi gimana saya bisa hafal secepat itu jika materinya saja banyak dan belum diterangin. Sungguh saat itu saya dan teman sekelas luar biasa bingung. Tentu saja tanpa babibu teman-teman pada nyontek. Nah, aku dan 4 teman saya mana mungkin berani liat buku alias nyontek karena di depan dosen persis. Tapi semisal tidak tahupun aku juga tak bakal nyontek. Entahlah, nyontek itu sama saja merugikan.
Alhasil saat hasil ujian diumukan yg remidi hanya 5 orang tms saya yg duduknya di depan dosen persis.Bahkan teman saya yg maaf (kurang pintar saja dan sering remidi) tidak remidi. Sedangkan teman-teman saya yg duduknya di sekitar saya adalah orang-orang yg pintar dan jarang remidi. Entahlah, saat itu aku betul-betul benci sama dosen itu karena tidak adil.... Sungguh ternyata di jaman sekarang kejujuran masih dinomorduakan, dan saya sangat sakit hati mengingat itu semua.

Nah, saya kagum dengan mahasiswa IPK cumlaude yg memperolehnya dg rajin dan tekun. Tapi tak saya pungkiri saya juga kecewa dg prestasi anak negri yg melejit tapi tanpa hasil yg tidak halal. Dan sedihnya, itu tidak sedikit.....

Oke kembali lagi dg Mahasiswa bidik misi. Kemarin pak mentri pendidikan saat mengisi acara dialog mahasiswa bidik misi, beiau menyuruh mahasiswa UNS yg anak yatim piatu maju ke panggung. Karena jumlahnya banyak, saya malas maju. Lagipula untuk apa maju? Biar orang-orang tahu sy anak yatim? Jujur, saya kurang begitu suka jika ada teman-teman yg tahu aku anak yatim krn ujung2nya mrk selalu memasang tampang iba. -_- Sy paling sebel dikasihani krn sy itu kuat, jadi tidak perlu dikasihani -_-

Tapi dari itu semua ternyata ada hikmahnya. Teman-teman yatim piatu yg maju disuruh cerita sejak kapan mrk ditinggal org tua, sekarang tinggal dimana dg siapa, tentang keadaan ekonomi keluarga, sungguh itu semua membuat saya miris sekali. masih banyak oarng-orang yg beruntung dibanding saya. Meski saya yatim, dan meski ibu janda sejak aku SD,  tapi ibu betul-betul kuat. Beliau dg semangat menyekolahkan sy dan adik dg kerja membuka toko kelontong yg penghasilan hanya seberapa. itulah sebabnya saya SMP dan SMA berada di MTA krn yayasan memberi keringanan bagi beberapa siswa yg kurang mampu. Sungguh aku akan sangat merindukan sekolah SMP dan SMA itu meski banyak tangis yg dihadiahkan di sekolah itu. Dan sekarang saat sy kuliah sy juga bersyukur bisa mendapa beasiswa shg ibu hanya memikirkan biaya hidup serta biaya sekolah adik. Meski ada beberapa hutang ibu, tapi ibu selalu optimis, semua pasti  ada jalan. Sungguh meski begini, aku jauh lebih sangat beruntung.....

Jumat, 08 Maret 2013

Kala Senja Itu

Suatu hari ada seorang suami dan istri sedang bercengkrama mesra di pinggir pantai. Sore itu senja begitu indah dan alam begitu baik hati memberi waktu serta tempat yg nyaman di saat bulan madu mereka. Yah, bulan madu yg sudah sekian lama tidak mereka lakukan sejak hampir 15 tahun lamanya setelah mereka menikah.

5 tahun awal pernikahan mereka lalui hidup dengan penuh perjuangan, dan akhirnya 10 tahun kemudian mareka mulai hidup sejahtera dan semakin sejahtera krn perjuangan hidup mrk yg cukup keras. Sang suami yg dulu hanyalah pegawai bank kecil dg penghasilan yg tdk seberapa, lalu atas dorongan si istri yg selalu setia mendampinginya, sang suami berhasil menjadi pengusaha sukses yg luar biasa. Si istri yg telaten menjadi pengajar sekolah SD yg sederhana dan apa adanya telah mendirikan kantor cabang bimbingan belajar yg cukup terkenal dan sukses.

Mrk hidup bahagia.
Dengan ketiga buah hati mrk yg cerdas, penurut, dan soleh serta solihah.
Yah... mrk adalah keluarga sukses selalu tampak rendah hati serta taat beragama. Sebuah keluarga yg benar-benar sakinah, mawaddah waromah.

Sore itu di pantai yg seolah-olah milik mrk berdua dengan senja yg begitu mempesona, si istri duduk di samping sang suami. Mrk duduk berpeluk di pasir pantai yg putih sambil tidak lepas memandang senja. Si istri dengan sikap manjanya menyandarkan kepalanya di bahu sang suami yg kekar itu.

"Sayang, terimakasih atas segalanya.... Kau merupakan harta tak ternilai yg kumiliki. Tanpa kau, aku tak bisa sekuat ini hingga sekarang" ujar sang suami.

Si istri hanya tersenyum. Kemudian dia bertanya pd sang suami "Apakah aku masih cantik di umurku yg sudah menginjak kepala 3 ini?"
Sang suami kemudian memandang lekat wajah sang istri yg teduh itu. "kau tahu? Bagiku, meski kau sudah berumur 60 tahun pun, kau tetap cantik bagiku. Bahkan di umurmu yg sekarang, kau masih tetap muda dan cantik di hadapanku. Kau terlalu cantik bagiku...."
Si istri kemudian berlinang air mata mendengar pujian sang suami yg indah itu.
"Aku selalu ingin cantik di hadapanmu, Tak peduli bagi banyak orang aku terlihat cantik atau tidak. Bagiku cantik yg sbenarnya adalah kau yg mengatakannya. hanya kau...."
Sang suami kemudian mendekap erat si istri. Entah mengapa, mereka berdua seperti merasakan rindu yg tak bertepi. Meski mereka selalu bersama, mereka seperti tak ingin terpisahkan oleh apapun.
" sayang, apakah kau ridho denganku? Apakah kau ridho bila mungkin besok Allah memintaku?" Si istri dg mata indahnya memandang lekat sang suami.
Sang suami tersentak kaget dan terdiam cukup lama.
"Mengapa kau berkata seperti itu? Aku tak akan membiarkan Allah memintamu terlalu cepat. Aku tak siap...."

Senyap.

"Sayang, itu berarti kau tak ridho dgku. Kau tahu, Alllah terlalu baik dg kita. Dia memberikan semua kebahagiaan ini untuk kita. Sungguh aku tak pernah meminta apapun pada Allah kecuali diberi waktu dan kesempatan mendampingimu hingga sekarang. Bagiku, asal kau bahagia saat dgku aku sudah bahagia. Bagiku kau ikhlas dengan segala kekuranganku, itu adalah berkah. Dan bagiku, asal aku bsa membuatmu tersenyum dan bisa terlihat cantik di hadapanmu selalu, itu adalah kado terindah dalam hidupku. Kita milik Allah, dan Allah boleh kapanpun meminta kita. Allah pun selalu baik hati pada hambanya yg ikhlas dan sabar. Kalaupun suatu saat kita terpisah, itu hanya sementara. Karena suatu saat pun aku pun akan jadi bidadari tercantikmu suatu saat nanti.... Oleh krn itu, ridhokah kau padaku?"

Sang suami terdiam kembali. Dalam hati ia begitu sesak mendengar penuturan si istri itu. Sesak krn rasa takut jika suatu saat si istri dg cepat meninggalkannya. Tapi kemudian ia tersenyum.
"InsyaAllah jika memang itu kehendak-Nya, aku ridho. Aku ridho dgmu.... tapi asal kau tahu, aku selalu mencintaimu. Dan aku benar-benar ingin kau selalu ingat. kau adalah wanita tercantikku. Bukan karena parasmu yg menawan, tapi hatimu yg begitu begitu indah bagai permata"
"Dan aku juga amat sangat mencintaimu selalu. Semua yg kulakukuan, aku ikhlas atas apapun yg kulakukan untukmu. Aku tidak hanya ingin mendampingimu saja, tapi aku ingin selalu jadi teman terbaikmu. Itu semua kulakukan tak lain krn aku ingin kau ridho padaku..."

Kemudian si istri mendekap erat kembali sang suami. begitu pula sang suami. Sore itu Alam begitu berbaik hati menjadi saksi atas kasih sayang 2 insan yg tulus dan ikhlas.
 
Entahlah. Sore itu terlalu indah bagi mereka. Sore itu terlalu membahagiakan untuk mrk. terlalu indah... Dan kita tidak tahu kapan semua itu berlalu. Mungkin keesokannya? Atau masih cukup lama?

Hanya Allah yg Tahu......


#Sedikit saduran dari kisah novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu - Tere Liye"

Rabu, 27 Februari 2013

Waktu Akan Menyembuhkan Segalanya

Kupikir semua itu soal waktu
Untuk menyembuhkan kesedihan
Untuk mengembalikan kebahagiaan

Bukankah hidup itu seperti roda berputar
Tak mungkin kita bisa terus bahagia
pasti kita pun akan merasakan kesedihan

ketika kita melalui perjalanan waktu
kita pernah sedih saat kita tak bisa memiliki 
apa yg ingin kita miliki 
Tapi kemudian waktu menyembuhkan
dg memberi apa yg lebih baik utk kita

Kita pernah gagal dalam menggapai sesuatu
Tapi kemudian waktu menyembuhkan
Dg memberikan kita sebuah kemenangan atas sesuatu yg lain

Waktu selalu mengingatkan kita
akan perasaan tak terbalaskan oleh org kita sayangi
tapi kemudian 
waktu selalu menyembuhkan
dengan memberi sedikit kebahagiaan dg org yg kita sayangi kan?

Waktu memang menghadiahkan banyak kenangan
baik itu menyakitkan
baik itu menyedihkan
Tapi kau tahu?
bagaimana cara kita berdamai dg waktu?
Yaitu dg kesabaran

Percayalah,
waktu selalu menyembuhkan segalanya

Selasa, 26 Februari 2013

Jangan Habiskan


Kawan, jangan habiskan air mata menangisi seseorang
yang jangan-jangan tidak pernah menangis untuk kita

Jangan habiskan waktu memikirkan seseorang
yang boleh jadi tidak pernah memikirkan kita

Hidup ini memang kadang ganjil sekali,
Ada milyaran orang, tapi kita menambatkan hati
Ada berjuta kesempatan, tapi kita memilih satu saja

Hidup ini memang kadang rumit sekali,
Ada banyak hari esok, tapi kita tidak beranjak
Terlalu banyak hari kemarin, tapi kita terus terbenam

Aduhai, hidup ini memang kadang menyebalkan sekali,
Ada begitu banyak tempat, tapi kita masih di situ-situ saja
Ada begitu banyak pilihan kendaraan, tapi kita tidak segera naik
Masih saja di sana. Menatap kosong kesibukan sekitar.

Sungguh, jangan habiskan waktu kita
Untuk seseorang yang tidak pernah tahu
Bahwa kita menghabiskan waktu demi dia.

-Tere Liye-

Sabtu, 19 Januari 2013

Sebuah Intan yg Baik


“Kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justeru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya.

“Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."

--Negeri Di Ujung Tanduk-Tere Liye, sekuel cerita Thomas

hm.. mungkin dari kata-kata penulis favorit saya itulah, saya bisa mengungkapkan isi hati sy yg telah lama tertekan. tertekan oleh jiwa yg yah... entahlah..
Mungkin kurang bersyukur..
Dan juga tidak ikhlas dalam menerima semua..

Bukankah dulu aku pernah membuat tulisan bahwa aku dilahirkan termasuk oarng yg berbeda?
Dilahirkan dg masa SMP dan SMA yg sedang mencari jati diri tanpa bimbingan sorang ayah. (pdhl yg lain ada yg hidup dari lahir tanpa ayah ibu)
Dilahirkan dgn penuh gemblengan. Terpaksa menjalani masa remaja di sekolah yg nuansa agmanya begitu kuat dgn penjagaan yg ketat. (pdhl di luar sana teman-temanku menjalani sekolah dgn normal dan juga bebas bermain sepuasnya)
Hidup menjalani kuliah yg ternyata cukup berat krn jadwal serta tugas yg banyak. Di lain itu semua aku harus membagi waktu membantu ibu di rumah yg sendirian mengurus rumah dan toko. Sendirian...! (Dan belakangan ini baru kusadar betapa beratnya pekerjaan ibu di rumah).

Dan kini di semester 3 ini, semester yg penuh liku-liku keras serta cukup menyebalkan. Karena tugas yg sangat banyak, amanah organisasi yg luar biasa berat, serta keluh kesah ibu selama ini yg tak pernah kumemedulikan membantunya.

Huuuffhh... Liburan panjang ini yg kuniatkan untuk balas dendam utk melancong ke segala tempat, malah dihadiahkan oleh sebuah cobaan krn ibu harus sakit dlm jangka waktu lama. Otomatis pekerjaan rumah dan pekerjaan toko harus aku yg mengambil alih.

Sungguh teman, aku merasa sulit sekali untuk ikhlas. Bagaimana tidak? Aku yg tiap pagi hanya menyapu, makan terus mandi utk berangkat kuliah, sekarang? Aku harus bangun pagi, memasak air, belanja, dan masak!
Aku yg tiap hari hanya seharian kuliah dan sibuk berorganisasi, kini seharian hanya menjaga toko. Alangkah bosannya......
Aku yg agak sebal selalu saja melakukan sesuatu dgn perintah berkali-kali, kini aku setiap hari harus sabar mendengar nasehat ibu, perintah ibu tiap menit dan detik.
Aku yg biasa mengisi waktu liburan dengan refresing diri pergi ke suatu tempat, kini harus mengisi waktu-waktu luangku dengan menjaga toko. 

Entahlah, adaptasi yg cukup sulit. Tak jarang aku iri dengan mereka yg menghabiskan waktu dgn pergi ke tempat-tempat yg jarang dikunjungi, menghabiskan waktu dengan santai, ah.... aku iri...
Rasa-rasanya kadang aku tak terima dgn semua ini. Aku masih ingin main juga walau hanya sekali dua kali. Melepas penat yg sejak kuliah kemarin belum sempat aku lakukan. Rasa-rasanya aku selalu dituntut dewasa dimanapun kuberada. "Aku akan dewasa, kalau sudah waktunya..." Itulah pikiranku.

Tapi tidak bagi ibu, tidak bagi kakak, tidak bagi mbak tingkatku, tidak bagi dosenku, tidak bagi Allah...
Bagaimanapun juga harus belajar dewasa, mulai dari sekarang. Mulai dg hal-hal kecil dimana aku mengenal kata "ikhlas, tanggungjawab, sabar, dan disiplin..."

aku yakin Allah betul-betul menyayangiku. Karena liburan ini adalah liburan yg berbeda dg liburan-liburan sebelumnya. Itulah salah satu tanda Allah ingin mengajariku tentang arti dewasa sesungguhnya. Benar kata orang-orang, "Tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan.."

Semester 4 ke depan adalah semester yg cukup berat. Karena aku harus menjalani kuliah yg berat lagi. Dg makul prktikum yg belum sedikit. Masih banyak seperti kemarin. Dg makul yg jauh lebih sulit dan menghadapi dosen yg jauh lebih disiplin. Dengan amanahku yg InsyaAllah akan diembankan sebagai kadiv. Amanah ketika aku memutuskan ingin jadi co-ass. Amanah ketika aku harus bekerja ngelesi. Amanah rumah...

Sungguh, itu semua sangat membutuhkan kesabaran yg luar biasa dan disiplin yg sangat tinggi. Inilah yg Allah berikan padaku. Sebuah pelajaran yg cukup berat tapi sarat akan makna di liburan ini. Di saat orang lain bersenang-senang, aku justru belajar. "Belajar, belajar dan terus belajar..."

Untuk masalah cinta yg tak jarang bikin aku menangis, yg juga dengan cepat membuatku senyum, dan sering menimbulkan rindu tak beralasan. Kini aku harus mengubahnya. Bukan meninggalkannya, tapi sedikit untuk melupakannya... Sampai waktu yg allah tentukan. Janji Allah selalu benar, tak mungkin aku bisa memiliki seseorang yg soleh seperti si A, tak bisa kuberandai-andai mendampingi seseorang yg cerdas seperti si B, dan sulit kumendapatkan sesorang yg tampan dan terkenal bila saat ini aku sendiri belum bisa menjaga diri, belajar dengan rajin, dan membagi waktu dgn tepat. Mereka butuh sesorang yg luar biasa pula utk mendampingi hidup mereka. Jadi, harus mulai sekarang aku belajar itu semua agar terbiasa. Agar aku menjadi permata dan intan yg indah seperti Bang Tere bilang.

Utk seseorang yg selama ini menyita pikiran dan hatiku. Sungguh harapan itu ada dan selalu ada. Belum hilang. Entah kapan hilangnya... Yg pasti aku masih menyukaimu, selalu menyukaimu. Tapi aku sadar. Mungkin aku belum diijinkan untuk berharap padamu lebih. Kita masih sama-sama belajar. Belaja menjadi "dewasa".
Biarlah terkadang waktu tak membiarkan kita bersua lebih lama. Mungkin waktu ingin menunjukan pada kita suatu saat waktu yg lebih indah dari sekarang. Biarlah kau tak pernah memedulikanku, kuanggap itu adalah waktu untukmu untuk melupakan masa lalumu. Kuanggap itu waktu untukmu mencari seseornag yg tepat dg hatimu. Toh, jika suatu saat kau tetap tak memilihku, tapi kau mendapat seseorang yg sangat cocok denganmu, aku ikhlas... Aku pun juga akan balajar untuk membuka hati yg baru kelak... :)

Jumat, 18 Januari 2013

Memory of Agroekosystem

Semester 1,....
aiihhh....... adalah semester yang penuh tangis.
hehe, agak lebay juga sih, tapi ya mau gimana lagi, malah asyik kok..
yah, awal-awal pertama buat laporan, pertama kali nglembur, ngumpulin draft, dan draft penuh corat-coret
persis kaya dikenalin cara buat skripsi gitu.... :P

Di semester 1 memang penuh tangis, tp di semester ini pula kenangan banyak terukir. kaya asrama dulu dah rasanya. menyesakkan, tp setelah selesai melewatinya, muncul kerinduan. eeaaaaaa XD

ini ada beberapa foto waktu aku praktikum agroekosistem di smt 1:

Ini nih waktu anak-anak rame wawancara bapak-bapak yang sering bersihin talun saat perjalanan agroekosistem. Kebanyakan sih emang anak-anak agt a ye yg eksis :p

ini foto anak-anak AGT A yg suka ngeksis abisss, ceria-ceria sekali yha mereka :)



Kalo ini adalah musibah bus yg kami tumpangi. Bus nya bocor menjelang kami mau pulang, huaaa



Yang terakhir adalah foto bersama dg semua anak-anak agrotek dan co-assnya :)

















Jumat, 11 Januari 2013

Aku berbeda, karena itulah aku istimewa...

Bukan, bukan aku ingin menyombongkan diri menceritakan hal yg terjadi dalam hidupku. Bukan teman, bukan karena  aku begini, bukan karena aku begitu. Berbicara tentang kehebatan, ada yg lebih hebat dariku. berbicara tentang kesabaran, ada yg lebih sabar dariku. Berbicara tentang kelebihan, ada yang lebih dariku. Aku ingin bercerita, kalau aku berbeda. Bukan hanya aku yg berbeda. Kau juga berbeda. Kita berbeda satu sama lain, dan kita juga punya keistimewaan masing-masing. Maka dari itu kubercerita supaya kalian sadar kalian berbeda dan kalian istimewa...

Aku berbeda.. Yah, aku berbeda..
Dari kecil saat ku masuk TK, aku anak kecil cengeng dan takut bila ditinggal orang tua pergi. Takut sama jarum suntik. Sakit-sakitan. Tapi aku lincah. Selalu ceria. Lucu. Itu karena aku berbeda..
Mungkin memang benar ibu memberiku nama Aisyah agar aku bisa lincah seperti istri nabi SAW. Tp kenyataan aku 'over lincah'. Hehe, tak apa..

Aku berbeda, karena aku setiap maghrib harus dipaksa untuk belajar membaca Al-quran. Padahal anak-anak lain asyik bermain selepas maghrib. Tp aku selalu dipaksa utk mengaji terlebih dahulu. Alhasil, aku bisa membaca Al-quran lebih cepat daripada yg lain. Yah, krn aku berbeda..

Aku berbeda. Saat anak-anak lain suka bermain bola, kasti, badminton, dll. Aku lebih suka membaca, menulis cerita. Tp dari situlah aku tahu bakatku, bahwa aku suka menulis. Begitu pula alm ayahku yg telah menulis berlembar-lembar buku islami. Sahabat ayahku bilang, bakat ku menulis keturunan dari ayahku. Yah, itu karena aku berbeda..

Aku berbeda. Saat anak-anak suka bermain boneka, rumah-rumahan, tapi hal yg paling kusukai adalah menjelajah alam. Bermain ke kebun-kebun milik orang seharian. Tak peduli panas, sampai tubuhku kumal berdebu, tapi aku suka. Karena saat menjelajah alam, aku  seperti mendapatkan suatu tantangan. Yups, aku suka sekali tantangan.

Aku berbeda. Saat anak-anak lain ketika kecil tumbuh dengan kasih sayang orangtua. Tapi aku sudah ditinggal ayah sejak aku menginjak kelas 6 SD. Aku masih polos, dan belum tahu artinya kehilangan. Yang aku tahu saat ayah meninggal, aku sudah tidak akan bertemu wajah ayah selamanya. Aku tidak akan pernh lagi diajak bermain ke tempat saudara, aku tak akan pernah lagi bisa minta uang jajan pd ayah, dan tak akan pernah lagi diajari peer.

Aku berbeda, saat aku masih belum bisa terlepas dari ibu, aku terpaksa masuk SMP yg berasrama. Aku terpaksa belajar mandiri. Tapi disitulah kutemukan keberuntunganku krn aku pertama kali mendapat beasiswa krn prestasi belajarku.

Aku berbeda, saat aku SMA. Teman-temanku berubah nakal. Tetap ada yg berubah menjadi alim. Dan aku berada di di tengahnya.

Aku berbeda, saat aku kuliah, yg lain sibuk berorganisasi sambil kuliah. Aku harus membagi waktu dengan rumah pula. Aku berbeda, saat Teman-teman megisi waktunya dgn hangout, tapi aku harus menghabiskan waktu di toko, di rumah, ..

Yah aku berbeda, kita berbeda. Krena perbedaan itu istimewa..