Dialah yg paling menyakitkan
Dari sekian masa lalu
Dialah yg paling menyesakkan
Ketika hati ini masih cenderung padanya
Dialah yg paling menyedihkan
Saat kusadar aku tak bisa merebut hatinya
Aku tahu
Semua perasaan ini sia-sia
dan selalu percuma
Sering kumengatakan
aku telah mengikhlaskannya
tapi di lubuk kecil
aku tak pernah bisa mengikhlaskannya
kapanpun
belum bisa mengikhlaskannya
sampai ada pengganti yg lebih baik darinya
sampai ada seseorang yg lebih menarik darinya
Sampai dia betul-betul bersanding pada yg lain
Seorang pujangga pernah mengatakan
Org yg memendam perasaan selalu bermain-main dg perasaan
selalu membenarkan khayalan-khayalan yg indah
hanya untuk menyenangkan hatinya
sampai pada akhirnya dia tdk bisa membedakan
mana yg palsu dan mana yg nyata
Ya Allah
aku serasa buta
seperti kehilangan arah
ketika aku seperti telah menenukan titik terang
sering pula titik gelap mengaburkan pandanganku
aku betul-betul buta
tidak bisa membedakan ini nyata atau maya
Aku sering mengacuhkannya
hanya dalam hal sikap
tapi aku tak pandai menyembunyikan sikap
karena hatiku tak sejalan dengan sikap
pura-pura mengacuhkannya
tapi di balik itu semua diam-diam masih memperhatikannya
pura-pura mendiamkannya
tapi di balik itu selalu ingin mengajaknya bicara dan bercanda
Ah, perasaan apa ini
hambar
Dialah yg paling menyakitkan
Karena rasa yg terpendam untuknya terlalu dalam dan lama
paling sulit dihapuska
paling menyesakkan ketika berusaha mengingatnya
Dialah yg paling menyakitkan
karena dia tak mampu mengungkapkan apa yg dirasanya
seolah dia punya rasa yg sama
tapi dia sendiri yg tak pernah mau pula menanamnya
dia membunuh perasaannya
Ketika aku berusaha terus memeliharanya dan menjaganya
tapi dia mati-matian membunuhnya
Dialah yg Paling menyakitkan
Dari sekian masa lalu
Dialah yg paling menyesakkan
Ketika hati ini masih cenderung padanya
Dialah yg paling menyedihkan
Saat kusadar aku tak bisa merebut hatinya
Aku tahu
Semua perasaan ini sia-sia
dan selalu percuma
Sering kumengatakan
aku telah mengikhlaskannya
tapi di lubuk kecil
aku tak pernah bisa mengikhlaskannya
kapanpun
belum bisa mengikhlaskannya
sampai ada pengganti yg lebih baik darinya
sampai ada seseorang yg lebih menarik darinya
Sampai dia betul-betul bersanding pada yg lain
Seorang pujangga pernah mengatakan
Org yg memendam perasaan selalu bermain-main dg perasaan
selalu membenarkan khayalan-khayalan yg indah
hanya untuk menyenangkan hatinya
sampai pada akhirnya dia tdk bisa membedakan
mana yg palsu dan mana yg nyata
Ya Allah
aku serasa buta
seperti kehilangan arah
ketika aku seperti telah menenukan titik terang
sering pula titik gelap mengaburkan pandanganku
aku betul-betul buta
tidak bisa membedakan ini nyata atau maya
Aku sering mengacuhkannya
hanya dalam hal sikap
tapi aku tak pandai menyembunyikan sikap
karena hatiku tak sejalan dengan sikap
pura-pura mengacuhkannya
tapi di balik itu semua diam-diam masih memperhatikannya
pura-pura mendiamkannya
tapi di balik itu selalu ingin mengajaknya bicara dan bercanda
Ah, perasaan apa ini
hambar
Dialah yg paling menyakitkan
Karena rasa yg terpendam untuknya terlalu dalam dan lama
paling sulit dihapuska
paling menyesakkan ketika berusaha mengingatnya
Dialah yg paling menyakitkan
karena dia tak mampu mengungkapkan apa yg dirasanya
seolah dia punya rasa yg sama
tapi dia sendiri yg tak pernah mau pula menanamnya
dia membunuh perasaannya
Ketika aku berusaha terus memeliharanya dan menjaganya
tapi dia mati-matian membunuhnya
Dialah yg Paling menyakitkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar