Aku suka kata-kata dari penulis favoritku, bang Tere Liye.
Entahlah. Mungkin karena bahasa bang Tere unik dalam menjabarkan sesuatu dan apapun yg dijelaskannya itu sering sekali terjadi padaku. Entahlah, rasanya seolah kata-kata bang Tere selalu bisa mewakili apa yg sering aku rasakan atau aku lakukan.
Walau aku yakin, banyak pula yg tidak menyukai Tere Liye. Mungkin karena bahasanya yg terlalu tinggi sehingga ada pula orang yg tidak paham dengan bahasanya. Seperti temanku April yg lebih memilih bahasa Andrea Hirata daripada Tere Liye. Menurut saya bahasa keduanya memang cukup tinggi, tapi mungkin april lebih menyukai gaya kata-kata Andrea Hirata yg lebih ke saintis dibanding Tere Liye yg lebih ke penyair. Tak apa, keduanya baik semua.
Agak kecewa saat aku pernah cerita ke temen saya mb Arwa bahwa aku suka baca tulisan-tulisan bang Tere Liye yg mengandung penuh makna itu. Tapi mb Arwa saat itu hanya bilang "biasa aja". Ngeeeekkk. Moodku langsung turun deh. Tapi yaudahlah, mb Arwa memang buka orang yg suka tulisan atau bacaan, dia aja jarang baca novel, yaudah, dunia yg digeluti memang beda. :p
Oke, aku ingin tertarik sekali dengan kata-kata bang Tere seperti ini "Jika ingin melupakan sesuatu/seseorang cara terbaik adalah jangan dilupakan, Jika ingin diperhatikan cara terbaik adalah jangan memperhatikan". Sejenak mungkin membingungkan bukan? Tapi kenyataan itu memang benar!! Hey, aku berani mengatakan benar karena aku memang sudah pernah melakukannya. Dan itu memang benar.
Coba dipikir, saat kita mungkin galau memikirkan dia yg disana, galau karena tidak pernah digagas alias dicuekin atau di.php.in, ujung-ujungnya kita patah hati dan ingin melupakannya bukan? Tapi saat kita berusaha melupakan, kita bukannya lupa tapi malah ingeeeeetttt terus. Ya kan? Memang benar kok. Karena apa? Kita pada hakikatnya tidak bisa melupakan sesuatu, tapi hanya bisa menggantikan apa yg kita pikirkan dg hal lain. Mungkin saat kita buka album kenangan masa kecil kita jadi teringat memory dulu yg pernah kita lupakan bukan? tapi keinget lagi setelah buka album tersebut. Sama dengan si dia atau masa lalu kita. Dia tidk akan pernah kita lupakan kecuali kita menggantikan pikiran tentang semua itu dengan hal lain.
So, jika kita ingin melupakan, jangan malah dilupakan. Tapi berusahalah memikirkan hal lain, mencari kesibukan yg jauh lebih menarik dipikirkan, maka kenangan masa lalu atau si dia otomatis akan tergantikan dan lama-lama akan terlupakan.
kemudian, bila kita ingin diperhatikan, jangan memperhatikan. Kita sering bukan caper pada seseorang yg kita sukai agar dia memperhatikan kita. Boro-boro diperhatikan, bahkan si dia pun mungkin tidak kenal kita. hiks. sebenarnya orang caper itu bikin risih. Ya kalau dia suka kita terus kita caper mah dia pasti respek. Tapi kalau ga? Bukanya dikira kita posesive atau agresif malah? Sungguh kalau kita merasa menarik atau cantik, malah jangan caper, tapi bersikaplah biasa. Karena hal itu justru yg membuat kita unik dan menarik. Beda dengan orang cantik tapi bersikap paling cantik, dia biasa saja malah. Terus bagaimana si ida yg kita suka bisa memperhatikan kita? kenyataan adalah, jika kita sok perhatian sama dia, dia malah jual mahal atau cuek. Tapi kalau kita biasa saja, bisa saja dia diam-diam malah memperhatikan kita. Buktikan saja!
Kemudian kata-kata ini lagi yg unik dari bang Tere, yaitu "Kita rindu tapi juga takut dengan kemungkinan sebuah pertemuan bukan?".
Kalau hal ini tak semua orang mengalaminya, hanya orang-orang tertentu saja. Karena pada kenyataan saat bang Tere memposting tulisan ini, banyak pula yg membantah. Banyak yg mengatakan, yg namanya rindu mesti pengen ketemu dan saat ketemu bukannya takut, tapi malah seneng atau malah diharapkan bukan? Tapi tidak bagi orang-orang tertentu. Tidak bagi seorang akhwat/ikhwan yg senantiasa menjaga hatinya. Justru dengan adanya pertemuan, mereka malah takut. Tentu saja mereka sebenarnya juga rindu pada pujaan hatinya. Tapi perasaan mereka hanya mampu mereka pendam sampai waktu benar-benar mengijinkan perasaan itu diutarakan. Dengan adanya pertemuan, mereka takut perasaan yg mereka jaga menjadi terpecah dan tidak terkendali. Kita tahu, efek pertemuan selalu mengundang rindu bukan mengobati rindu. Oleh karena itu, bagi mereka yg terjaga hatinya, yg berusaha mengendalikan rindu, takut dengan adanya pertemuan karena mereka takut merasakan rindu lagi, rindu yg salah dan belum waktunya.
Oleh karena itu, kata-kata bang Tere unik. Tidak semua orang paham dengan kata-kata yg dibuat bang Tere, tapi saat kita mengalaminya, kita baru tahu, bahwa ucapan bang Tere terkadang benar walau sekilas dibaca kata-katanya nyeleneh. karena itulah sebenarnya manusia. Manusia itu banyak nylenehnya, dalam hati berkata A padahal hatinya B. Itu memang benar bukan?
Entahlah. Mungkin karena bahasa bang Tere unik dalam menjabarkan sesuatu dan apapun yg dijelaskannya itu sering sekali terjadi padaku. Entahlah, rasanya seolah kata-kata bang Tere selalu bisa mewakili apa yg sering aku rasakan atau aku lakukan.
Walau aku yakin, banyak pula yg tidak menyukai Tere Liye. Mungkin karena bahasanya yg terlalu tinggi sehingga ada pula orang yg tidak paham dengan bahasanya. Seperti temanku April yg lebih memilih bahasa Andrea Hirata daripada Tere Liye. Menurut saya bahasa keduanya memang cukup tinggi, tapi mungkin april lebih menyukai gaya kata-kata Andrea Hirata yg lebih ke saintis dibanding Tere Liye yg lebih ke penyair. Tak apa, keduanya baik semua.
Agak kecewa saat aku pernah cerita ke temen saya mb Arwa bahwa aku suka baca tulisan-tulisan bang Tere Liye yg mengandung penuh makna itu. Tapi mb Arwa saat itu hanya bilang "biasa aja". Ngeeeekkk. Moodku langsung turun deh. Tapi yaudahlah, mb Arwa memang buka orang yg suka tulisan atau bacaan, dia aja jarang baca novel, yaudah, dunia yg digeluti memang beda. :p
Oke, aku ingin tertarik sekali dengan kata-kata bang Tere seperti ini "Jika ingin melupakan sesuatu/seseorang cara terbaik adalah jangan dilupakan, Jika ingin diperhatikan cara terbaik adalah jangan memperhatikan". Sejenak mungkin membingungkan bukan? Tapi kenyataan itu memang benar!! Hey, aku berani mengatakan benar karena aku memang sudah pernah melakukannya. Dan itu memang benar.
Coba dipikir, saat kita mungkin galau memikirkan dia yg disana, galau karena tidak pernah digagas alias dicuekin atau di.php.in, ujung-ujungnya kita patah hati dan ingin melupakannya bukan? Tapi saat kita berusaha melupakan, kita bukannya lupa tapi malah ingeeeeetttt terus. Ya kan? Memang benar kok. Karena apa? Kita pada hakikatnya tidak bisa melupakan sesuatu, tapi hanya bisa menggantikan apa yg kita pikirkan dg hal lain. Mungkin saat kita buka album kenangan masa kecil kita jadi teringat memory dulu yg pernah kita lupakan bukan? tapi keinget lagi setelah buka album tersebut. Sama dengan si dia atau masa lalu kita. Dia tidk akan pernah kita lupakan kecuali kita menggantikan pikiran tentang semua itu dengan hal lain.
So, jika kita ingin melupakan, jangan malah dilupakan. Tapi berusahalah memikirkan hal lain, mencari kesibukan yg jauh lebih menarik dipikirkan, maka kenangan masa lalu atau si dia otomatis akan tergantikan dan lama-lama akan terlupakan.
kemudian, bila kita ingin diperhatikan, jangan memperhatikan. Kita sering bukan caper pada seseorang yg kita sukai agar dia memperhatikan kita. Boro-boro diperhatikan, bahkan si dia pun mungkin tidak kenal kita. hiks. sebenarnya orang caper itu bikin risih. Ya kalau dia suka kita terus kita caper mah dia pasti respek. Tapi kalau ga? Bukanya dikira kita posesive atau agresif malah? Sungguh kalau kita merasa menarik atau cantik, malah jangan caper, tapi bersikaplah biasa. Karena hal itu justru yg membuat kita unik dan menarik. Beda dengan orang cantik tapi bersikap paling cantik, dia biasa saja malah. Terus bagaimana si ida yg kita suka bisa memperhatikan kita? kenyataan adalah, jika kita sok perhatian sama dia, dia malah jual mahal atau cuek. Tapi kalau kita biasa saja, bisa saja dia diam-diam malah memperhatikan kita. Buktikan saja!
Kemudian kata-kata ini lagi yg unik dari bang Tere, yaitu "Kita rindu tapi juga takut dengan kemungkinan sebuah pertemuan bukan?".
Kalau hal ini tak semua orang mengalaminya, hanya orang-orang tertentu saja. Karena pada kenyataan saat bang Tere memposting tulisan ini, banyak pula yg membantah. Banyak yg mengatakan, yg namanya rindu mesti pengen ketemu dan saat ketemu bukannya takut, tapi malah seneng atau malah diharapkan bukan? Tapi tidak bagi orang-orang tertentu. Tidak bagi seorang akhwat/ikhwan yg senantiasa menjaga hatinya. Justru dengan adanya pertemuan, mereka malah takut. Tentu saja mereka sebenarnya juga rindu pada pujaan hatinya. Tapi perasaan mereka hanya mampu mereka pendam sampai waktu benar-benar mengijinkan perasaan itu diutarakan. Dengan adanya pertemuan, mereka takut perasaan yg mereka jaga menjadi terpecah dan tidak terkendali. Kita tahu, efek pertemuan selalu mengundang rindu bukan mengobati rindu. Oleh karena itu, bagi mereka yg terjaga hatinya, yg berusaha mengendalikan rindu, takut dengan adanya pertemuan karena mereka takut merasakan rindu lagi, rindu yg salah dan belum waktunya.
Oleh karena itu, kata-kata bang Tere unik. Tidak semua orang paham dengan kata-kata yg dibuat bang Tere, tapi saat kita mengalaminya, kita baru tahu, bahwa ucapan bang Tere terkadang benar walau sekilas dibaca kata-katanya nyeleneh. karena itulah sebenarnya manusia. Manusia itu banyak nylenehnya, dalam hati berkata A padahal hatinya B. Itu memang benar bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar