Minggu, 29 Desember 2013

Aku Terus Melaju

Hari ini adalah terakhir aku melaksanakan amanahku di organisasi kampus. Meski tak sempurna kulaksanakan, meski masih banyak kuliat adik-adikku yg memendam rasa kecewa padaku krn aku jarang membersamai mereka. Tapi aku sudah lega.
Kenapa? Setidaknya mereka berbeda denganku. Agenda hari ini sama persis dengan agenda yg pernah kulakukan waktu di kepengurusan organisasi awal. Dan aku selalu sedih bila mengingatnya.
Menghadiri acara tersebut sebagai SC, lalu mengamati adik-adik tingkatku yg menjadi panitia, selalu seperti meliat flashback perjuangan awalku dulu. Tapi kepanitiaan ini, jauh lebih, lebih, lebih hebat daripada aku yg dulu. Mrk memiliki kepengurusan yg solid dari awal hingga akhir. Meski masalah klasik selalu sama, entah dana yg selalu kurang, entah jam acara yg selalu molor, entah kendala tempat acara, dan bahkan sasaran peserta yg selalu jauh dari yg diharapkan. Satu plus bagi mrk. Mrk masih menjadi panitia solid, mrk mampu membuat acara lebih menarik.
Aku tak perlu menceritakan perjuanganku dulu. Biar itu jadi kenangan semata. Biar itu meski saat kumengingatnya selalu membuatku sakit hati dan betul-betul tak mau mengingatnya, setidaknya sebuah luka yg pernah kudapat saat itu membuatku lebih tegar. Bukankah sebuah perjuangan itu artinya berkorban?
Melihat temanku yg sekarang sudah menjadi org hebat, aku sedikit terharu. Aku pernah memberinya hadiah krn suatu kewajiban, di dlm hadiah tsb kuselipkan beberapa kata, dan aku pernah terkejut saat kata-kata itu pernah dipakainya dalam memberi motivasi. Meski kami, jarang berbicara demi suatu alasan pula, tapi setidaknya dia adalah salah satu teman yg sering membantu perjuanganku awal. Oleh karena itu, amanah terakir kuikhlaskan untuk memberi waktu kurang lebih 2 bulan untuk membantunya dlm acara besar.
Tahun baru. 2014.
Perjuangan baru.
Dimana semua organisasi-organisasi akan memiliki banyak pemimpin baru. Dan pemimpin tersebut berasal dari angkatanku.
Sudah 2 org yg terpilih menjadi org besar di kampusku. Yg satu menjadi ketua BEM dan yg satu menjadi ketua organisasi dakwah islam kampusku. Keduanya adalah teman seperjuanganku awal di BEM dan dgn mereka pula aku pernah berjuang bersama.
Jika ditanya apakah aku tak ingin spt mrk?? Jawabannya tentu saja mau.
Tapi aku merasa tak mampu.
Meski teman-temanku selalu mengatakan “km mampu! Tp km selalu tdk Pede!”
Aku tahu. Aku sangat tahu.
Aku tahu kelemahanku. Tapi aku pula yg belum mau mengatasi kelemahanku. Bukan tak mau, tp memang masih sulit.
Popularitas? Aku sama sekali tak prn menginginkannya. Sudah 2 periode aku menjadi coass prktikum, selama itu pula beberapa adik tingkat sudah cukup mengenalku. Ikut kepanitiaan besar, menjabat posisi yg cukup berat, cukup pula menjadikanku sedikit populer. Tp aku sama sekali tak menginginkannya.
Aku hanya ingin membuat semua keinginanku terwujud. Jika dipikir, apa sih potensiku? Aku sadar, aku suka menulis. Dan harusnya sejak awal aku mengikuti organisasi jurnalistik. Selalu memanfaatkan waktu senggangku untuk terus menulis, menulis dan menulis. Aku bercita-cita menjadi dosen,. Maka harusnya sejak awal aku rajin kuliah, rajin mengerjakan tugas, menjadi coass yg teladan, dekat dgn dosen.
Tahun  besok, aku ingin membangun impian itu kembali. Meski aku tak pernah tahu, rintangan apa lagi yg besok kuhadapi. Tapi setidaknya aku harus memaksakan diri mencoba dan mencoba. Meski sering melenceng dan aku harus menampar diri sendiri untuk terus sadar. Aku juga harus berubah.
Aku tak harus menjadi org besar seperti teman-temanku. Bagiku, membuat semua keinginanku terwujud itu sudah cukup bagiku.
Aku tak tahu aku akan menyerak atau tidak, satu yang pasti.

Aku akan terus melaju dan melaju. Meski berbelok berlok jalannya, aku terus maju....

Tidak ada komentar: