Sebelumnya saya nulis ini murni dari
pandanganku sendiri saja.
Cerita ini nanti mungkin akan lebih banyak membahas
organisasi terutama tentang ke-BEM-an. Semua orang kan punya pendapat
berbeda-beda. Dan saya harap siapapun yg “mahasiswa” yg kebetulan membaca opini
harap disikapi dengan bijak. Setuju its okay, ga setuju abaikan.
Oke.
Siap?
Jadi nih, tangan saya gatel nulis gegara
saya habis baca pengumuman di WhatshApp mantan organisasi saya yaitu
teman-teman BEM yg akan turun ke jalan untuk menolak harga kenaikan BBM. Tau
sendiri kan? Sejak diumumkannya BBM naik dari yg awalnya 6500 jadi naik 8500.
Saya mikir “wah, naiknya drastis amat?
Kok ga 1000 aja? Hehe” *Kamu pikir issss kaya harga gorengan aja is naik
seribu?* “haha, abaikan kalau gt”
Sebetulnya saya sudah tidak ingin
bergabung atau cipika cipiki kangen dengan anak-anak BEM lg sih, karena
pandangan saya sudah bedaaaa jauh dari waktu dulu aku masuk organisasi BEM
dengan sekarang. Tapi perjuangan saya di BEM dulu masih membekas kok. Tetap
walau begitu saya menganggap dulu saya masuk BEM adalah pengalaman pahit, tp
ada makna tersendiri yg membuat saya lebih dari sebelum masuk BEM. Terimakasih
BEM J
Lanjuttt yg WA tadi deh.
Jadi kebetulan ada teman sy yg komentar
“membela rakyat lebih penting dari
kuliah? :o”.
Ada pula yg menimpali “mungkin itu yg
nganggur yg ikut teriak-teriak”. Nah, Kalo sy sih setuju yg komentar pertama.
Karena why gitu??? Kenapa sih pada ngorbanin kuliah demi demo? Oke, sebelum sy
diprotes, sy lanjut cerita lagi dulu. Nah yg komentar kedua ini memancing emosi
mantan ketua bem saya. Dia berkata “udah, yg ga setuju diam!!!”.
Oke, menanggapi hal tersebut saya
berkomentar dulu ya (secara pribadi). Secara pribadi saya ga setuju demo untuk
kenaikan BBM itu. Kenapa? Karena sudah banyak dari kalangan penjuru yg demo. Tp
apakah nanti akan disikapi pemerintah? Kalau saya pribadi memprediksikan “tidak
akan direspon”. Kenapa lagi? *maaf kalau banyak kenapanya*. Karena kenaikan BBM
salah satunya berguna untuk mengatasi pailit negara.
Saya sendiri tidak bisa cerita secara
detail, tapi negara Indonesia ini sungguh kondisi keuangannya sangat amat
sangaaaatttttt memprihatinkan kawan. Hutang negara tidak terhitung jumlahnya.
Oleh sebab itu terkadang ada beberapa anggaran negara seperti pajak, BBM,
listrik atau apapun itu dinaikkan guna mengatasi masalah keuangan negara. Terus
bagaimana dengan rakyat kecil? Nah ini yg membuatnya saya gigit jari. Rakyat
kecil sebenarnya itu sudah dibantu pemerintah kawan, tapi adanya oknum-oknum yg
tidak bertanggung jawab sehingga bantuan pemerintah tidak sampai di masyarakat
kecil. Meruaknya korupsi, penimbunan distribusi barang-barang untuk rakyat
miskin oleh pengepul yg rakus sekali. Jadi apa salah pemerintah????
Kebijakan pemerintah salah sedikit di
demo. Terus dicaci maki presidennya. Nah, kita yg milih beliau, tp waktu beliau
menjalankan amanatnya kita malah menghujat beliau? Saya jadi bisa merasakan
sakit hatinya pak Habibie yg terkhianati oleh negara sampai-sampai beliau lebih
memilih stay di luar negeri yg menghormati dan menghargai hasil kerjanya
dibanding negara sendiri. Kasus serupa yg dialami oleh mas Ricky Elson, pengembang
mobil listrik di Indonesia. Mas Ricky mahasiswa lulusan Jepang yg sangat pintar
dan sudah diincar oleh Jepang. Mas Ricky rela balik ke Indonesia untuk
menciptakan ide mobil listrik untuk Indonesia, agar Indonesia lebih dulu maju
dalam mobil listrik dulu krn negara lain jg sedang bersaing membuat
perkembangan teknologi serupa. Apa jadinya kalau negara lain lebih dulu eksis
dalam mobil listrik? Maka sudah bisa diprediksikan lagi bahwa mobil-mobil
indonesia kemudian hari akan impor lagi. Tapi sayang sungguh sayang, mas
tersebut tidak bisa mulus menjalankan proyeknya karena terhalang ijin,
administrasi, kesepakatan dan dana. Sungguh, saya kadang ingin menangis melihat
berita seperti itu. Kenapa? Kenapa Indonesia bisa seperti ini? Aset berharga
seperti prestasi anak-anak bangsa terabaikan begitu saja.
Oke, balik lagi td yg masalah demo.
Dulu
saat saya ikut BEM, saya hanya ikut demo cuma sekali saja dan itu “hanya
formalitas” dalam rangka penyambutan calon anggota baru BEM (krn dulu saya
lebih mengurusi posdm BEM). Dan teman-teman sudah hal biasa pada mbolos kuliah hanya untuk ikut demo
kawan. Yang ga ada kuliah its okay gpp, tp banyak yg rela ninggalin bangku kuliah hanya untuk demo!
Entah itu alasannya karena malas kuliah atau pure bener-bener panggilan hati
membela rakyat dengan label ikut demonya. Miris teman, miris. Teman-teman
mahasiswa adalah kaum cendekiawan, yg tugas utamanya adalah menuntut ilmu, jadi
tentu saja pekerjaan utamanya ya kuliah. Kalau malas kuliah ya perlu ditanyakan
dia mahasiswa beneran atau bukan? Memang terkadang godaan ngantuk atau dengerin
dosen yg kadang ga komunikatif mengajarnya
membuat mahasiswa malas kuliah, tp ya itulah belajar. Itulah tantangan belajar.
Kita dituntut bisa belajar apapun kondisinya bukannya kita belajar hanya karena
kondisinya enak. Kalau kaya gitu mah kalau kondisinya ga enak terus ya ga
belajar-belajar.
Sekarang kalau kita ninggalin
bangku kuliah demi demo/membela rakyat,
apakah itu bijak? Kalau kita lebih
mementingkan kepentingan organisasi tanpa
mementingkan kewajiban kita sebagai pelajar, apakah kita beneran bisa
menjadi “mahasiswa” yg benar-benar “mahasiswa”?
Kita mahasiswa, belajar menuntut ilmu
dan dituntut sukses untuk bisa mengaplikasikan ilmu kita untuk mengabdi ke
masayarakat. Tapi kalau ilmu saja kita ga menguasai, bagaimana kita bisa
menyalurkan ide kita untuk masyarakat? Apa kita hanya akan membela rakyat
terus-terusan dengan demo? Jadi, kawan. Kita belajar di bangku itu sama saja
kita juga membela rakyat. Tapi ingat! Catatan disini kita benar-benar belajar
dan mengambil ilmu. Jadi peran kita membela rakyat dalam bidang lain. Apa? Ya
dalam bidang akademis.
Sekarang kalau dengar opini saya pasti
pada berpendapat kalau saya tidak setuju demo. Benarkah? Tidak. Saya setuju
demo, tapi demo yg benar-benar harus diperjuangkan. Misal adalah demo penolakan
undang-undang pornografi waktu jaman saya SMA. Nah, itu adalah kasus yg
betul-betul harus diperjuangkan. Nah iss?
Kalau ga demo penolakan kenaikan BBM terus gmn nasib rakyat miskin yg nanti ga
mampu beli BBM? Nah justru itu tantangan kita sebagai mahasiswa! Buat
terobosan baru misal mampu menciptakan teknologi sederhana yg tepat guna untuk
mengatasi kelangkaan BBM. Kalau ide yg dulu udah ada tp belum maksimal, ya kita maksimalkan.
Anak-anak teknik harusnya tergerak dengan bertambahnya ide-ide tersebut.
Anak-anak bisnis juga terpikir bagaimana bisa menjalankan bisnis secara merata
dan menguntungkan dengan langkanya BBM? Anak-anak pertanian (tms saya :P)
berpikir bagaimana produk-produk pertanian bertahan lama untuk menghindari
lamanya distribusi bahan pertanian ke konsumen krn kelangkaan BBM. Banyak.
Sangaaattttt banyaaakkkkk sekali PR mahasiswa kawan. Tidak hanya demo saja kok.
Oke, sekarang bagi yg suka demo bolehlah
berkomentar apa. Saya menerima.
Sebenarnya banyak sekali pengalaman
organisasi yg ingin saya ceritakan. Tapi sepertinya opini sudah bercerita panjang
lebar. Hahaha.
Oke, jika ada waktu akan saya ceritakan
di lain waktu.
Untuk mahasiswa baik kaum aktivis atau
cendekiawan yg kebetulan baca opini ini, terserah kalian mau berpendapat
bagaimana itu hak kalian. Yang pasti ayolah. Yang mengaku mahasiswa, yg merasa
kemampuannya sebagai mahasiswa belum optimal, ayo dioptimalkan.
Oke.
Sekian.
Hidup mahasiswa!!! J
1 komentar:
emperor casino | Shootercasino
Welcome to the largest online casino that accepts players from the 제왕카지노 comfort of your own home. Play and win with the best odds, the latest slots, casino games, and 온카지노 many more 인카지노
Posting Komentar