Kamis, 04 Desember 2014

PANDANGAN MAHASISWA CENDEKIAWAN DAN AKTIVIS

Sebelumnya saya nulis ini murni dari pandanganku sendiri saja. 
Cerita ini nanti mungkin akan lebih banyak membahas organisasi terutama tentang ke-BEM-an. Semua orang kan punya pendapat berbeda-beda. Dan saya harap siapapun yg “mahasiswa” yg kebetulan membaca opini harap disikapi dengan bijak. Setuju its okay, ga setuju abaikan.

Oke.

Siap?

Lets begin story, hehehe

Jadi nih, tangan saya gatel nulis gegara saya habis baca pengumuman di WhatshApp mantan organisasi saya yaitu teman-teman BEM yg akan turun ke jalan untuk menolak harga kenaikan BBM. Tau sendiri kan? Sejak diumumkannya BBM naik dari yg awalnya 6500 jadi naik 8500.
Saya mikir “wah, naiknya drastis amat? Kok ga 1000 aja? Hehe” *Kamu pikir issss kaya harga gorengan aja is naik seribu?* “haha, abaikan kalau gt”

Sebetulnya saya sudah tidak ingin bergabung atau cipika cipiki kangen dengan anak-anak BEM lg sih, karena pandangan saya sudah bedaaaa jauh dari waktu dulu aku masuk organisasi BEM dengan sekarang. Tapi perjuangan saya di BEM dulu masih membekas kok. Tetap walau begitu saya menganggap dulu saya masuk BEM adalah pengalaman pahit, tp ada makna tersendiri yg membuat saya lebih dari sebelum masuk BEM. Terimakasih BEM J

Lanjuttt yg WA tadi deh.

Jadi kebetulan ada teman sy yg komentar “membela rakyat lebih penting dari  kuliah? :o”.
Ada pula yg menimpali “mungkin itu yg nganggur yg ikut teriak-teriak”. Nah, Kalo sy sih setuju yg komentar pertama. Karena why gitu??? Kenapa sih pada ngorbanin kuliah demi demo? Oke, sebelum sy diprotes, sy lanjut cerita lagi dulu. Nah yg komentar kedua ini memancing emosi mantan ketua bem saya. Dia berkata “udah, yg ga setuju diam!!!”.

Oke, menanggapi hal tersebut saya berkomentar dulu ya (secara pribadi). Secara pribadi saya ga setuju demo untuk kenaikan BBM itu. Kenapa? Karena sudah banyak dari kalangan penjuru yg demo. Tp apakah nanti akan disikapi pemerintah? Kalau saya pribadi memprediksikan “tidak akan direspon”. Kenapa lagi? *maaf kalau banyak kenapanya*. Karena kenaikan BBM salah satunya berguna untuk mengatasi pailit negara.

Saya sendiri tidak bisa cerita secara detail, tapi negara Indonesia ini sungguh kondisi keuangannya sangat amat sangaaaatttttt memprihatinkan kawan. Hutang negara tidak terhitung jumlahnya. Oleh sebab itu terkadang ada beberapa anggaran negara seperti pajak, BBM, listrik atau apapun itu dinaikkan guna mengatasi masalah keuangan negara. Terus bagaimana dengan rakyat kecil? Nah ini yg membuatnya saya gigit jari. Rakyat kecil sebenarnya itu sudah dibantu pemerintah kawan, tapi adanya oknum-oknum yg tidak bertanggung jawab sehingga bantuan pemerintah tidak sampai di masyarakat kecil. Meruaknya korupsi, penimbunan distribusi barang-barang untuk rakyat miskin oleh pengepul yg rakus sekali. Jadi apa salah pemerintah????

Kebijakan pemerintah salah sedikit di demo. Terus dicaci maki presidennya. Nah, kita yg milih beliau, tp waktu beliau menjalankan amanatnya kita malah menghujat beliau? Saya jadi bisa merasakan sakit hatinya pak Habibie yg terkhianati oleh negara sampai-sampai beliau lebih memilih stay di luar negeri yg menghormati dan menghargai hasil kerjanya dibanding negara sendiri. Kasus serupa yg dialami oleh mas Ricky Elson, pengembang mobil listrik di Indonesia. Mas Ricky mahasiswa lulusan Jepang yg sangat pintar dan sudah diincar oleh Jepang. Mas Ricky rela balik ke Indonesia untuk menciptakan ide mobil listrik untuk Indonesia, agar Indonesia lebih dulu maju dalam mobil listrik dulu krn negara lain jg sedang bersaing membuat perkembangan teknologi serupa. Apa jadinya kalau negara lain lebih dulu eksis dalam mobil listrik? Maka sudah bisa diprediksikan lagi bahwa mobil-mobil indonesia kemudian hari akan impor lagi. Tapi sayang sungguh sayang, mas tersebut tidak bisa mulus menjalankan proyeknya karena terhalang ijin, administrasi, kesepakatan dan dana. Sungguh, saya kadang ingin menangis melihat berita seperti itu. Kenapa? Kenapa Indonesia bisa seperti ini? Aset berharga seperti prestasi anak-anak bangsa terabaikan begitu saja.

Oke, balik lagi td yg masalah demo. 
Dulu saat saya ikut BEM, saya hanya ikut demo cuma sekali saja dan itu “hanya formalitas” dalam rangka penyambutan calon anggota baru BEM (krn dulu saya lebih mengurusi posdm BEM). Dan teman-teman sudah hal  biasa pada mbolos kuliah hanya untuk ikut demo kawan. Yang ga ada kuliah its okay gpp, tp banyak yg rela  ninggalin bangku kuliah hanya untuk demo! Entah itu alasannya karena malas kuliah atau pure bener-bener panggilan hati membela rakyat dengan label ikut demonya. Miris teman, miris. Teman-teman mahasiswa adalah kaum cendekiawan, yg tugas utamanya adalah menuntut ilmu, jadi tentu saja pekerjaan utamanya ya kuliah. Kalau malas kuliah ya perlu ditanyakan dia mahasiswa beneran atau bukan? Memang terkadang godaan ngantuk atau dengerin dosen yg kadang ga komunikatif  mengajarnya membuat mahasiswa malas kuliah, tp ya itulah belajar. Itulah tantangan belajar. Kita dituntut bisa belajar apapun kondisinya bukannya kita belajar hanya karena kondisinya enak. Kalau kaya gitu mah kalau kondisinya ga enak terus ya ga belajar-belajar.

Sekarang kalau kita ninggalin bangku  kuliah demi demo/membela rakyat, apakah itu bijak? Kalau  kita lebih mementingkan kepentingan organisasi tanpa  mementingkan kewajiban kita sebagai pelajar, apakah kita beneran bisa menjadi “mahasiswa” yg benar-benar “mahasiswa”?
Kita mahasiswa, belajar menuntut ilmu dan dituntut sukses untuk bisa mengaplikasikan ilmu kita untuk mengabdi ke masayarakat. Tapi kalau ilmu saja kita ga menguasai, bagaimana kita bisa menyalurkan ide kita untuk masyarakat? Apa kita hanya akan membela rakyat terus-terusan dengan demo? Jadi, kawan. Kita belajar di bangku itu sama saja kita juga membela rakyat. Tapi ingat! Catatan disini kita benar-benar belajar dan mengambil ilmu. Jadi peran kita membela rakyat dalam bidang lain. Apa? Ya dalam bidang akademis.

Sekarang kalau dengar opini saya pasti pada berpendapat kalau saya tidak setuju demo. Benarkah? Tidak. Saya setuju demo, tapi demo yg benar-benar harus diperjuangkan. Misal adalah demo penolakan undang-undang pornografi waktu jaman saya SMA. Nah, itu adalah kasus yg betul-betul harus diperjuangkan. Nah iss? Kalau ga demo penolakan kenaikan BBM terus gmn nasib rakyat miskin yg nanti ga mampu beli BBM? Nah justru itu tantangan kita sebagai mahasiswa! Buat terobosan baru misal mampu menciptakan teknologi sederhana yg tepat guna untuk mengatasi kelangkaan BBM. Kalau ide yg dulu udah ada tp  belum maksimal, ya kita maksimalkan. Anak-anak teknik harusnya tergerak dengan bertambahnya ide-ide tersebut. Anak-anak bisnis juga terpikir bagaimana bisa menjalankan bisnis secara merata dan menguntungkan dengan langkanya BBM? Anak-anak pertanian (tms saya :P) berpikir bagaimana produk-produk pertanian bertahan lama untuk menghindari lamanya distribusi bahan pertanian ke konsumen krn kelangkaan BBM. Banyak. Sangaaattttt banyaaakkkkk sekali PR mahasiswa kawan. Tidak hanya demo saja kok.

Oke, sekarang bagi yg suka demo bolehlah berkomentar apa. Saya menerima.
Sebenarnya banyak sekali pengalaman organisasi yg ingin saya ceritakan. Tapi sepertinya opini sudah bercerita panjang lebar. Hahaha.
Oke, jika ada waktu akan saya ceritakan di lain waktu.
Untuk mahasiswa baik kaum aktivis atau cendekiawan yg kebetulan baca opini ini, terserah kalian mau berpendapat bagaimana itu hak kalian. Yang pasti ayolah. Yang mengaku mahasiswa, yg merasa kemampuannya sebagai mahasiswa belum optimal, ayo dioptimalkan.
Oke.
Sekian.

Hidup mahasiswa!!! J

1 komentar:

Anonim mengatakan...

emperor casino | Shootercasino
Welcome to the largest online casino that accepts players from the 제왕카지노 comfort of your own home. Play and win with the best odds, the latest slots, casino games, and 온카지노 many more 인카지노