Kamis, 27 Juni 2013

Menjadi Dewasa

Dulu waktu SMP dan SMA sudah bukan hal yg aneh lagi saat orang-orang mengatakan sy polos dan masih kaya anak kecil. Sy pun kadang juga heran, apakah sy sepolos itu? Okelah. Jawabannya bukan karena sy polos, tapi memang karena ini badan kecil dan kurus kering. Apa mau dikata? #yooohhh, terima-terima kalau sy kurus. Ter.se.rah. Yg penting sehattt walau ga pernah minum susu yg penting sehatt XD

Waktu kuliah, tentu saja sy masih tergolong imut-imut (item mutlak ---> gara" kerjaannya ke sawah), hehe
Iya, sama masih tergolong mahasiswa yg kecil. Tp tentu saja itu bukan hal yg heran. Karena ternyata teman sy ada juga yg kurus seperti sy, ada pula yg lebih pendek dari sy, ada pula yg sikapnya jauh kaya anak kecil drpd sy, so??? ga ada lagi sebutan polos atau kaya anak kecil lagi di dunia kampus bagi sy. Yess! XD
(Tp kenyataan ibu, kakak, adek, om, bulik, mbah tetep ketemu sy komentnya "oalah nduk..nduk.. ky masih anak SMP sj km. Gubbrak!! -____-)

Lupakan masalah polos atau anak kecil!!

Dewasa. Apalah itu yg dewasa?

Dulu saat sy masih polos, taunya ya masalah cinta monyet cinta monyet, update bgt sama lagu2 band teratas, asli sy ga mau sama sekali menjadi dewasa. melihat orang dewasa, menikah, punya anak, ahhh repottt sekali. Sangat repott.. Ingin sy hanya jadi anak kecil. Bebas. Tanpa beban, tanpa mikir dosa.

Tapi hidup adalah siklus. Mau tak mau menjadi dewasa, kita pun akan tetap mengalaminya. menjadi dewasa. Pun sama halnya dengan menjadi tua. Semua orang tak pernah mau menjadi tua, tapi yg namanya waktu akan membuktikan, kita pun akan keriput dan kembali menjadi lemah.

Kadang sy melirik ah mengapa umur sy sudah secepat ini. Saat sy pusing mengerjakan tugas kuliah terkadang ibu mengajak ngobrol di sela-sela waktu. Tentang kehidupan. Tentang menikah. Tentang ibu yg selalu mengkritik sy yg selalu malas dan mengulur-ulur waktu. Yg masih masih males kalau suruh masak. Yg selalu ngeluh saat suruh ngepel seisi rumah. Oh, ibu. Terkadang sy ingin berontak. Apa sy harus secepat itu menjadi dewasa??? bahkan saat kutanya hampir semua teman-teman sy mereka enak sekali di kos, bisa enak mengerjakan tugas tanpa beban kerjaan rumah. Saat mereka pulkam mereka pun dibebaskan dari kerjaan rumah. Bahkan teman tetangga sy yg juga anak rumahan, cewek! Oh My Allah... hidup mereka enak sekali. main keluar rumah kemanapun mereka suka.

PLAK!!

Sadar!! Sadar!!

Dewasa itu pilihan. Tidak dikatakan orang dewasa jk dy belum mengerti hakikat kehidupan.
Bahwa hidup adalah menerima, penerimaan yg indah. Bahwa hidup adalah memahami, pemahaman yg benar.

Sungguh mempersiapkan diri menjadi seorang ibu bukanlah hal mudah. Sudah bukan hal yg tabu lagi mereka muda-mudi yg menghabiskan masa mudanya dg pacaran  saat menikah? Ujung-ujungnya selalu bertengkar, mengungkit-ungkit masa lalu.
Sudah bukan hal yg tabu lagi mereka muda mudi yg sibuuukkk sekali belajar pelajaran, iya mereka sukses. Tapi saat mereka menikah, bahkan anak-anak mereka tidak terurus dg benar, karena mereka sibuk dg karir masing-masing.
Sudah bukan hal yg tabu saat mereka cewek-cewek malasss sekali mengerjakan pekerjaan rumah tangga, malas membantu ibu. Saat mereka menikah, bahkan membersihkan rumah saja tak becus, teriak-teriak pada suami saat kerepotan ngurus bayi.
Dan sudah bukan hal yg tabu lagi!! mereka cowok-cowok yg sibuk nongkrong ga jelas, malas belajar atau bekerja, sibuk nggombali cewek-cewek, sibuk tebar pesona, sibuk hanya main-main dan main. Saat mereka menikah, bekerjapun tak ada semangat-semangatnya. Gimana mau sukses? Bekerja saja mereka tak sanggup.

Oh, ibu. Sungguh aku tahu. Menjadi dewasa itu pilihan. Semua gemblengan ini, tak lain tak bukan karena kau ingin mendidikkku dengan cara lain. dengan cara benar. meski aku tak menyukainya.

Menjadi pembeda itu sulit, ibu. Saat remaja-remaja lain sibuk dibebaskan belajar tanpa disuruh membantu orangtua (yg penting mereka belajar), aku selalu diprotes ibu "kenapa tugass terus yg dikerjakan?! Nyapu dulu, ngepel dulu, nyuci piring dulu, dan blabla". Saat remaja lain sibuk main kemanapun mrk suka aku selalu dinasehati "pulangnya jg malam-malam. Kalau pergi itu ingat waktu. Masa' libur kok main terus?".

Ibu, itu semua gemblengan. Memang menjadi pembeda itu sulit. Tetapi pembeda selalu menang.

Senin, 17 Juni 2013

Kau Tahu Arti Kesedihan?

Kau tahu arti sebuah kesedihan?
Kau berdiri lama menatap ombak laut di karang, percuma. Air laut takan mampu menghanyutkan sedihmu. Mungkin hanya bisa menenangkan hatimu sejenak.
Kau tahu arti sebuah kesedihan?
Kau sibukkan diri kau dengan banyak pekerjaan, percuma. Pekerjaan itu hanya membuatmu sedikit lupa dan lelah, tapi kesedihanmu akan datang lagi bila bagian dari kesedihan itu muncul lagi.
Kau tahu arti sebuah kesedihan?
Kau tertawa dan tersenyum tipis di hadapan orang banyak, percuma. Saat kau kesepian, kesedihan itu bahkan tanpa permisi akan melumpuhkanmu lagi.
Kau tahu arti sebuah kesedihan?
Kau menghilang dan lari dari kesedihan itu percuma saja. Tidak akan ada peduli bahkan sekedar mencari kau mungkin itu hanya beberapa.
Kau tahu cara membunuh kesedihan??
Entahlah, kupikir kesedihan mendalam memang tiada obatnya selain kita sendiri mengobatinya,
Kau tak bisa mengusir kesedihan.
Kau hanya bisa bersahabat dengan kesedihan.
Sekarang kau tahu kesedihan itu apa?
Entahlah, semua itu terlalu menyakitkan dan menyesakkan untuk diceritakan.
Mungkin kalian sendiri yang bisa mendeskripsikan sendiri.

Minggu, 02 Juni 2013

Dialah yg Paling Menyakitkan

Dialah yg paling menyakitkan
Dari sekian masa lalu
Dialah yg paling menyesakkan
Ketika hati ini masih cenderung padanya
Dialah yg paling menyedihkan
Saat kusadar aku tak bisa merebut hatinya

Aku tahu
Semua perasaan ini sia-sia
dan selalu percuma
Sering kumengatakan
aku telah mengikhlaskannya
tapi di lubuk kecil
aku tak pernah bisa mengikhlaskannya

kapanpun
belum bisa mengikhlaskannya
sampai ada pengganti yg lebih baik darinya
sampai ada seseorang yg lebih menarik darinya
Sampai dia betul-betul bersanding pada yg lain

Seorang pujangga pernah mengatakan
Org yg memendam perasaan selalu bermain-main dg perasaan
selalu membenarkan khayalan-khayalan yg indah
hanya untuk menyenangkan hatinya
sampai pada akhirnya dia tdk bisa membedakan
mana yg palsu dan mana yg nyata

Ya Allah
aku serasa buta
seperti kehilangan arah
ketika aku seperti telah menenukan titik terang
sering pula titik gelap mengaburkan pandanganku
aku betul-betul buta
tidak bisa membedakan ini nyata atau maya

Aku sering mengacuhkannya
hanya dalam hal sikap
tapi aku tak pandai menyembunyikan sikap
karena hatiku tak sejalan dengan sikap
pura-pura mengacuhkannya
tapi di balik itu semua diam-diam masih memperhatikannya
pura-pura mendiamkannya
tapi di balik itu selalu ingin mengajaknya bicara dan bercanda

Ah, perasaan apa ini
hambar

Dialah yg paling menyakitkan
Karena rasa yg terpendam untuknya terlalu dalam dan lama
paling sulit dihapuska
paling menyesakkan ketika berusaha mengingatnya

Dialah yg paling menyakitkan
karena dia tak mampu mengungkapkan apa yg dirasanya
seolah dia punya rasa yg sama
tapi dia sendiri yg tak pernah mau pula menanamnya
dia membunuh perasaannya

Ketika aku berusaha terus memeliharanya dan menjaganya
tapi dia mati-matian membunuhnya
Dialah yg Paling menyakitkan